Yusril Ihza Mahendra (YIM) tercatat dua kali menangkis serangan elite-elite Partai Demokrat (PD), terkait gugatan uji materi atau judicial review (JR) AD/ART Demokrat di Mahkamah Agung (MA). Tangkisan teranyar Yusril, yakni mengirimkan meme Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang bertuliskan 'Saya Prihatin'.
Yusril menjadi sasaran elite Demokrat lantaran menjadi pengacara 4 mantan kader PD untuk menggugat AD/ART yang disahkan pada 2020 ke MA. Ada dua elite PD yang konsisten menyerang Yusril, yakni Rachland Nashidik dan Andi Arief.
Rachland menilai Yusril memihak kubu Moeldoko, meskipun keberadaan Yusril sebagai kuasa hukum. Sementara Andi Arief mengungkit dukungan Demokrat yang diberikan untuk anak Yusril saat maju di Pilkada Belitung Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukti autentik YIM mengakui AD/ART Demokrat itu sah yang saat anaknya dan PBB meminta dan mendapat rekomendasi pencalonan pilkada," kata Andi Arief kepada wartawan, Jumat (24/9/2021).
Serangan dua elite Demokrat itu dibalas. Yusril sebetulnya mengakui bahwa AD/ART yang digugat ke MA sah.
"Secara hukum AD/ART PD tahun 2020 sampai hari ini masih sah berlaku. AD/ART itu baru dinyatakan tidak sah dan tidak berlaku jika nanti, seandainya MA mengabulkan judicial review ini," sebut Yusril, Jumat (24/9/2021).
Sejak awal, serangan balik Yusril memang membawa-bawa nama SBY. Itu terlihat saat Yusril membalas serangan Andi Arief soal anaknya.
"Beda halnya dengan dukungan saya terhadap Pak SBY ketika akan mencalonkan diri sebagai capres tahun 2004. Tanpa saya tanda tangan pencalonan SBY, tidak akan pernah ada dalam sejarah RI, presiden yang namanya SBY," tegas Yusril.
Serangan Rachland dan Andi Arie tak berhenti sampai di situ. Baca di halaman berikutnya.
Simak video 'Demokrat Sebut Yusril Ihza Mahendra 'Mabuk' soal Gugatan AD/ART':