Koster Jengkel Endek Diproduksi Jateng-Dijual ke Bali: Budaya Kita Diambil!

ADVERTISEMENT

Koster Jengkel Endek Diproduksi Jateng-Dijual ke Bali: Budaya Kita Diambil!

Sui Suadnyana - detikNews
Selasa, 28 Sep 2021 18:11 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster menghadiri pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara (Foto: Dok Pemprov Bali)
Gubernur Bali Wayan Koster (Dok. Pemprov Bali)
Denpasar -

Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan kekesalannya soal kain endek asli Bali telah diproduksi di luar Pulau Dewata. Produk budaya kain endek ini sudah diproduksi di luar Bali, tepatnya di Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng), dan dijual lagi ke Pulau Dewata.

"Ini sudah menjengkelkan, produk budaya kita diambil, warisan budaya kita diambil, dikembangkan sebagai suatu perekonomian di luar, kemudian produknya dijual ke kita, lantas kita beli pula, jadi hilang berapa kita," kata Koster, dikutip detikcom dari siaran YouTube Pemerintah Provinsi Bali, Selasa (28/9/2021).

Menurut Koster, tindakan memproduksi kain endek di luar dan menjual lagi ke Bali tidak bisa dibenarkan, begitu juga barang asli Bali lainnya. Koster mengaku tidak akan membiarkan ini terjadi secara terus-menerus.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Kalau ini dibiarkan, terus menggelinding ke depan lama-lama orang Bali itu hanya akan menjadi penonton. Terutama yang di perkotaan itu akan sudah digeluti orang-orang dari luar. Pelaku-pelaku kita ini akan minggir dia akhirnya ke gunung-gunung," jelasnya.

Bagi Koster, jika kondisi ini dibiarkan, orang Bali akan seperti Suku Baduy di Banten dan Betawi di Jakarta yang sudah terpinggirkan. Ia menyebut bahwa masyarakat Bali sangat berpotensi seperti Baduy dan Betawi.

"Bali kalau tidak dikawal dengan baik, kita protect dengan baik, berpotensi besar (terpinggirkan), apalagi kita sebagai destinasi wisata. Jadi (produksi kain endek di luar Bali) ini enggak bisa dibiarkan. Saya paham politik, jadi Bali harus diproteksi secara politik, secara ekonomi, secara sosial dan terutama juga ideologi," ungkap Koster.

Terlebih menurut Koster, Bali memiliki luas wilayah yang sangat kecil. Pulau ini hanya memiliki luasan sekitar 5.646 kilometer persegi dengan 4,3 juta penduduk, 9 kabupaten/kota, 636 desa, 80 kelurahan, dan 1.493 desa adat.

"Kalau wilayah kita yang kecil ini cuman sedikit dibombardir dengan produk impor, pasar kita ini habis. Akhirnya para produsen kita di Bali ini tergusur kalah daya saing. Sudah kita kecil (kemudian) pasarnya diambil, udah gitu kita pula jadi pembelinya," kata dia.

"Pakai endek, ternyata endeknya bikinan dari Troso, Jawa Tengah. Jadi kalau pakai endek jangan dulu bangga-bangga, cek dulu endek dari mana ini barang," pinta Koster.

Lihat juga Video: Melihat Kain Endek Bali di Koleksi Terbaru Dior

[Gambas:Video 20detik]



(nvl/nvl)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT