Eksekutor Pantau Ketua Majelis Taklim di Tangerang 4 Hari Sebelum Ditembak

ADVERTISEMENT

Eksekutor Pantau Ketua Majelis Taklim di Tangerang 4 Hari Sebelum Ditembak

Yogi Ernes - detikNews
Selasa, 28 Sep 2021 15:01 WIB
Pintu samping rumah ketua majelis taklim tempat penembakan di Tangerang
Lokasi penembakan ustaz A di Tangerang. (Rakha Arlyanto Darmawan/detikcom)
Tangerang -

Penembakan A, paranormal yang juga dikenal sebagai ketua majelis taklim di Pinang, Kota Tangerang, telah direncanakan dengan matang oleh 3 tersangka. Aktivitas A dipantau oleh eksekutor selama 4 hari sebelum ditembak pada Sabtu, 18 September 2021.

"Memang ini tersangka eksekutor ini sudah mengintai di TKP ini sudah kurang lebih 4 hari dia di TKP. Dia membaca. Terekam semua di CCTV. Mulai tanggal 15, 16, 17, 18 saat kejadian. Itu terekam semua dalam CCTV," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Selasa (28/9/2021).

Tersangka Kusnadi alias Bram dan Saripudin alias Apud memantau A sejak 15 hingga 18 September 2021. Selama empat hari itu, mereka memantau aktivitas dan situasi di lingkungan rumah A.

Selama survei ini, mereka tinggal di sebuah kontrakan di Kelurahan Panunggan Timur, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Kontrakan itu milk tersangka Matum, otak sekaligus perencana penembakan Ustaz A.

Sebelumnya, pada 30 Agustus 2021, tersangka Matum mengajak tersangka Kusnadi dan Saripudin melihat rumah korban A di Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Hingga kemudian pada 18 September, tersangka Kusnadi sebagai eksekutor menembak korban seusai pulang dari masjid. Sedangkan tersangka Saripudin menunggu di atas motor.

Korban meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit. Korban meninggal akibat satu kali tembakan di bagian pinggang.

Polisi kemudian menyelidiki kasus penembakan ini. Para tersangka ditangkap oleh tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang Kota yang dipimpin oleh Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Handik Zusen, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Awaludin Amin, Kompol Iskandar, Kompol Bonar Pakpahan, Kompol Resa Marasabessy, AKP Adam, AKP Reza Pahlevi, Iptu Fajar Kiansantang dan Ipda Roy Andarek.

Polisi: Penembakan Tak Terkait Kapasitas Ustaz

Polisi menyatakan korban tewas ditembak dalam kapasitasnya sebagai paranormal. Korban memang dikenal warga sekitar sebagai ustaz setelah menjadi ketua majelis taklim.

"Jadi saya tekankan di sini bahwa korban adalah paranormal. Peristiwa pembunuhan ini tidak terkait predikatnya dalam kapasitas ustaz, karena memang bukan ustaz. Jadi ustaz, dipanggil ustaz oleh lingkungan sekitarnya, adalah ketika dia menjadi ketua majelis taklim saja," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (28/9/2021).

Kepastian mengenai latar belakang korban ini didapat polisi dari keterangan saksi. Selain itu, polisi menemukan barang bukti di rumah korban.

"Dia tidak mengajarkan ngaji, tidak mengajarkan ilmu agama, tidak mengajarkan ini. Latar belakang ini menjadi sangat penting bagi arah penyelidikan selanjutnya. Kalau memang ternyata kita pastikan bahwa yang bersangkutan adalah paranormal. Dari para saksi yang sudah diperiksa satu yang pernah berobat di sana. Yang kedua dari barang bukti yang ditemukan di rumah korban. Apa saja itu? Daftar buku tamu dengan berbagai macam keperluannya. Artinya, si orang ini melayani itu," ujar Tubagus.

(mea/knv)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT