Jakarta -
Cerita bayi yang dilumurin cat jadi 'manusia silver' di Pamulang, Tangerang Selatan, benar-benar miris. Lantas, bagaimana sebenarnya fenomena manusia silver ini muncul di Indonesia?
Tidak ada kepastian soal kapan dan di mana fenomena manusia silver ini muncul. Namun Tossa Rahmania dalam tulisannya 'Presentasi Diri Pengamen Silver Man di Kota Bandung', manusia silver awalnya muncul pada medio 2012 di Kota Bandung, Jawa Barat.
Awalnya, para manusia silver ini tergabung dalam 'Komunitas Silver Peduli'. Komunitas ini saat itu berkedok gerakan donasi untuk anak yatim. Namun belakangan manusia-manusia silver ini memang meminta uang kepada para pengguna jalan atau mengamen untuk dirinya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manusia-manusia silver ini identik dengan orang-orang dengan tubuh berwarna cat silver yang bergerak seperti robot. Mereka biasanya juga membawa kardus untuk menampung uang donasi dari para pengguna jalan.
Sudah Dilarang di Bandung
Aktivitas manusia silver dengan dalih meminta sumbangan untuk anak yatim piatu ini pun sudah pernah dilarang orang Dinas Sosial Kota Bandung. Pelarangan ini karena keberadaan Komunitas 'Manusia Silver' ini melanggar Perda K3, Undang-Undang Lalu Lintas dan UU Nomor 9 Tahun 1061 tentang Pengumpulan Uang atau Barang.
Larangan diberlakukan karena penggunaan cat silver ini berbahaya. Sebab, cat silver yang melumuri tubuh para manusia silver ini bisa memicu alergi hingga kanker kulit. Karena biasanya cat silver itu digunakan untuk koin, perhiasan, hingga keperluan fotografi.
Komunitas manusia silver ini dicekal dan tidak boleh lagi berkeliaran di Kota Bandung sejak 2013. Walaupun sudah dilakukan pencekalan tetapi manusia silver tetap eksis. Belakangan, manusia silver ini justru bermunculan di daerah-daerah lain di Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, hingga Jawa Tengah.
Simak video 'Saat Pensiunan Polri Jadi Manusia Silver Lalu Ditangkap Satpol PP':
[Gambas:Video 20detik]
Cerita Bayi Silver di Tagsel
Terbaru, Satpol PP Kota Tangsel telah menemukan 'manusia silver' yang membawa bayi saat mengamen di SPBU Parakan, Pamulang, Tangsel. Ibu dan bayinya itu kini telah dibawa ke dinas sosial setempat.
"Kami mendapati si bayi tersebut tinggal di Jalan Salak, ngontrak. Nah saat ini bayi dan ibunya kita bawa ke dinas sosial untuk dilakukan tindakan lebih lanjut tentunya," kata Kepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Kota Tangsel Muksin Al-Fachry kepada wartawan, Minggu (25/9/2021).
Muksin menyebut ibu dari bayi yang masih berusia 10 bulan itu berinisial NK (21). NK juga merupakan 'manusia silver' yang setiap kali mengamen menitipkan bayinya ke tetangga berinisial E dan B, keduanya juga 'manusia silver'.
"Nah anaknya ini biasanya dititipkan ke tetangga. Tapi pada hari itu, teman dia namanya Bang E dan B itu dibawa, yang katanya sedang me-nyilver. Dia (NK) nggak tahu kalau anaknya diajak," ucapnya.
Pensiunan Polisi Jadi Manusia Silver
Selain itu, ada seorang pesiunan polisi di Semarang cari mengumpulkan recehan di jalanan dengan dalih terdesak ekonomi. Dia meminta-minta sebagai manusia silver, membaluri seluruh tubuhnya dengan cat warna perak.
Sebuah video viral memperlihatkan Satpol PP Kota Semarang menciduk manusia silver di perempatan Arteri Yos Sudarso arah Bandara A Yani. Dalam video yang diunggah sejumlah akun instagram tersebut terlihat petugas Satpol PP membawa manusia silver di pinggir jalan ke arah mobil.
Kemudian video beralih ke kartu identitas manusia silver tersebut yang menunjukkan manusia silver itu merupakan pensiunan polri.
Pihak Satpol PP Kota Semarang belum memberikan keterangan terkait kejadian tersebut. Namun kepolisian membenarkan informasi tersebut, termasuk soal pria yang diamankan merupakan pensiunan polisi.
"Agus Dartono adalah pensiunan Polri yang di sweeping oleh Satpol PP di daerah Ahmad Yani Marina, hari Jumat (24/9) karena mengemis," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy, Minggu (26/9).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini