Kadispenad: Tidak Ada Penambahan Pasukan di Papua

Kadispenad: Tidak Ada Penambahan Pasukan di Papua

- detikNews
Selasa, 11 Apr 2006 13:01 WIB
Jakarta - Penambahan pasukan TNI AD tidak dilakukan, menyusul bentrokan militer dan sipil di perbatasan Indonesia-Papua Nugini yang menewaskan 2 personel TNI dan 2 warga sipil.Hal ini disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Ricardo Siagian."Tidak ada penambahan pasukan dengan kejadian itu. Itu sepenuhnya ditangani Kodam dan aparat setempat," kata Ricardo di kantornya, Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2006).Menurut dia, kasus tersebut sedang dilakukan proses penyidikan oleh pihak Kodam XVII Trikora dan aparat keamanan di sana.Ricardo menyatakan pemicu bentrokan pun masih diselidiki. "Tetapi indikasi dilakukan oleh gerakan separatis. Itu kesimpulan sementara," ujarnya.Kelompok penyerang pun masih misterius. "Kelompoknya memang banyak, tetapi sampai kini belum diketahui, sekarang masih dalam penyidikan," cetusnya.Ricardo mengakui pihaknya sulit mengantisipasi gerakan separatis. "Namanya juga gerakan gerilya. Gerilya tidak mungkin ngasih tahu melakukan penyerangan," kata dia.Bagaimana analisa TNI AD situasi di Papua? "Kita jangan terlalu jauh beranalisa. Yang jelas kita tidak ingin terjadi hal-hal seperti ini lagi di Papua," cetus Ricardo.WaspadaLebih lanjut Ricardo menambahkan, TNI AD mengaku prihatin atas bentrokan di Papua. "Kami tidak merasa kecolongan. Kami prihatin dengan kejadian itu," ujarnya."KSAD juga telah menyampaikan keprihatinan itu dan beliau tekankan semua prajurit lebih waspada lagi, karena hal itu dilakukan ketika mahasiswa Politeknik Kesehatan sedang melakukan bakti kesehatan dibantu prajurit dari Batalyon 509 Kostrad. Ketika itu mungkin dimanfaatkan pihak yang menyerang," urai Ricardo.Bentrokan antara militer dengan sipil terjadi pukul 13.00 WIT, Senin 10 April di Kampung Wembi, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Papua, yang berbatasan dengan Papua Nugini.Kerusuhan ini melibatkan sekitar 20 anggota Satuan 509 Kostrad dengan 30-an warga sipil. Dua anggota TNI dan dua warga sipil dinyatakan tewas. Diduga pelaku penyerangan adalah kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM). (aan/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads