Kontraktor Ngaku Beri Rp 2,2 M ke Nurdin karena Dimintai Dana Operasional

Sidang Suap Nurdin Abdullah

Kontraktor Ngaku Beri Rp 2,2 M ke Nurdin karena Dimintai Dana Operasional

Hermawan Mappiwali - detikNews
Kamis, 23 Sep 2021 18:36 WIB
Sidang suap Nurdin Abdullah. (Hermawan/detikcom)
Sidang suap Nurdin Abdullah (Hermawan/detikcom)
Makassar -

Kontraktor pemberi gratifikasi ke Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nonaktif Nurdin Abdullah, Ferry Tanriadi, mengungkap sebab dirinya memberikan Rp 2,2 miliar. Ferrry mengaku dimintai dana operasional oleh Nurdin Abdullah.

Hal tersebut terungkap saat Ferry Tanriadi menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus suap terdakwa Nurdin Abdullah di Pengadilan Tipikor Makassar, Kamis (23/9/2021). Jaksa KPK M Asri Irwan pada awalnya menanyakan kapan Ferry mengenal Nurdin Abdullah.

"Kalau Nurdin Abdullah kenal sejak kapan?" tanya jaksa di persidangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ferry mengaku mengenal Nurdin Abdullah pada Januari 2021. Saat itu Ferry menemui Nurdin di rumah pribadinya di Perumahan Dosen Unhas, Kecamatan Tamalanrea, Makassar. Ferry mengatakan pertemuannya dengan Nurdin diatur oleh Patwal Nurdin bernama Gatot.

"Bagaimana kemudian Gatot menghubungi saudara kemudian saudara langsung ke perumahan dosen?" tanya jaksa lagi.

ADVERTISEMENT

Ferry mengakui memang meminta tolong kepada Gatot untuk bisa dipertemukan dengan Nurdin Abdullah. Ferry menyebut ingin bertemu Gubernur karena hendak bersilaturahmi.

"Saya minta tidak langsung direspons Pak karena beliau bilang Pak Nurdin lagi sibuk. Beberapa lama Pak baru saya dikasi info bahwa Pak Ferry bisa ke rumah pribadi Pak Nurdin, malam-malam, Pak," ungkap Ferry.

Ferry menyebut pertemuan di kediaman pribadi Nurdin Abdullah hanya sebatas silaturahmi. Dia mengaku hanya berbicara mengenai kesehatan dengan Nurdin. Dia juga sempat curhat punya sakit diabetes sehingga Nurdin Abdullah menawarkan obat.

"Waktu pertemuan pertama beliau sampaikan ke saya beliau ada obat dari Jepang bagus untuk diabetes," katanya.

Pertemuan Kedua di Rujab Gubernur, Nurdin Abdullah Minta Dana Operasional

Selepas pertemuan pertama, Ferry tidak pernah lagi menghubungi Nurdin Abdullah. Namun Ferry mendapat kabar dari rekan sesama kontraktor Robert Wijoyo bahwa dia dicari-cari Nurdin Abdullah.

"Awalnya itu saya dihubungi teman Pak bahwa saya dicari sama Pak Nurdin. Kalau tidak salah atas nama Pak Robert. Saya kan di Jakarta (waktu itu), saya bilang kalau saya pulang nanti saya cari waktu menghadap beliau," ungkap Ferry.

Setelah pulang ke Makassar, Ferry kemudian menghubungi Gatot lagi agar dipertemukan dengan Nurdin Abdullah. Namun Gatot saat itu mengaku sedang tidak bersama Nurdin sehingga meminta Ferry agar menghubungi ajudan Nurdin, Syamsul Bahri.

"Setelah beberapa hari menghubungi Pak Syamsul baru dikasi waktu, kira-kira tiga hari kalau nggak salah Pak," ucap Ferry.

Ferry menyebut pertemuan kedua terjadi di Rujab Nurdin Abdullah, tepatnya di ruang tamu.

"Waktu masuk di ruang tamu sudah ada Pak Nurdin, Pak," katanya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lihat Video: Suasana Panas saat Rujab Nurdin Abdullah Dibongkar Paksa

[Gambas:Video 20detik]



Saat bertemu, lanjut Ferry, Nurdin ternyata benar-benar memberikan obat diabetes dari Jepang seperti yang dijanjikan di pertemuan pertama. Selanjutnya barulah Nurdin minta dana operasional kepada Ferry.

"Pak Nurdin sempat menyampaikan ke saya bahwa apakah bisa saya dibantu nantinya dana operasional. Saya jawab, mudah-mudahan pada saat bapak butuh saya ada kesiapan. Tidak lama Pak, saya pamit Pak karena sudah agak malam Pak," kata Ferry.

Penyerahan Duit Rp 2,2 M Pasca-Nurdin Minta Dana Operasional

Selepas pertemuan kedua tersebut, Ferry mengaku tidak pernah lagi menghubungi Nurdin Abdullah. Namun pada pertengahan Februari, ajudan Nurdin menghubungi Ferry.

"Itu Pak, kira-kira pertengahan Februari sudah tengah malam Pak saya dihubungi ajudan Pak Syamsul Bahri, saya ditelepon 'Pak Ferry di mana', saya bilang saya di rumah Pak karena besok mau ke Jakarta. Pak Syamsul bilang boleh kita ketemu, saya bilang boleh Pak kalau bapak mau ke rumah saya karena ini sudah tengah malam," kata Ferry.

Syamsul pada akhirnya benar-benar datang ke rumah Ferry di kawasan Jalan Boulevard, Makassar. Syamsul lantas menyampaikan permintaan dana operasional sebagaimana arahan dari Nurdin Abdullah.

"Kemudian di situ dia (Syamsul) bilang Pak Ferry diminta sama Pak Nurdin untuk datang ketemu bapak untuk minta dana operasional, kurang lebih kira-kira begitulah, Pak," kata Ferry.

Ferry menyanggupi permintaan itu dengan memanggil orang kepercayaannya, Yusman, dan memperkenalkannya dengan Syamsul.

"Setelah itu, saya panggil Yusman, memperkenalkan ke Pak Syamsul bahwa nanti titipan saya Yusman yang atur," kata Ferry.

Pada saat Syamsul pulang, Ferry mengaku masuk ke kamarnya membuka brankas. Dia kemudian mengambil uang pribadinya Rp 2,5 miliar.

"Malam itu saya masuk ke kamar saya buka brangkas, saya lihat saya hitung ada uang Rp 2,5 miliar, saya masukan ke dalam 3 kantong kresek hitam Rp 2,2 miliar," katanya.

Selanjutnya Ferry memanggil kembali Yusman melalui telepon rumah. Ferry lalu memberikan tiga kantong kresek hitam isi Rp 2,2 miliar kepada Yusman agar diberikan ke Syamsul Bahri.

"Saya sampaikan 3 kantong kresek hitam (isi uang Rp 2,2 miliar) ini dana diminta Pak Gubernur untuk dana operasionalnya. Setelah itu saya masuk tidur karena paginya saya mau ke Jakarta," lanjutnya.

Halaman 3 dari 2
(hmw/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads