Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyoroti kasus konten pornografi live melalui aplikasi media sosial (medsos) yang menjerat selebgram RR di Bali. KemenPPPA mengimbau Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) men-takedown aplikasi tersebut.
"KemenPPPA mengimbau kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk men-takedown aplikasi-aplikasi seperti ini, dengan penegakan aturan melalui literasi digital dari hulu sampai ke hilir agar perempuan dan anak Indonesia terlindungi," kata Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA Ratna Susianawati melalui keterangan tertulis, Rabu (22/9/2021).
Ratna berharap adanya peristiwa tersebut dapat dijadikan sebuah bahan pembelajaran. Dia ingin masyarakat meningkatkan pengawasan dan kontrol dalam bermedia sosial.
"Melalui kejadian ini diharapkan dapat menjadi media edukasi bagi keluarga dan masyarakat untuk lebih meningkatkan pengawasan dan kontrol dalam penggunaan internet dan lain-lain," ujarnya.
Ratna mengungkapkan perbuatan yang dilakukan RR saat live dengan konten pornografi bisa dilatarbelakangi beberapa faktor. Mulai dari faktor ekonomi hingga kurangnya pendidikan.
"Perbuatan RR yang membuat dan menyiarkan konten pornografi dan menawarkan layanan seksual, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat dilatarbelakangi oleh beberapa faktor," papar
"Yaitu ekonomi, tingkat pendidikan yang rendah sehingga minimnya keterampilan yang dimiliki dan memilih untuk memanfaatkan tubuhnya, trauma masa lalu atau kekerasan yang dialami di dalam keluarga maupun lingkungan, serta keterpaksaan dari pihak lain sehingga RR terjebak dalam lingkaran tersebut," imbuhnya.
Baca aksi RR di halaman berikutnya.
