Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menyoroti masalah QR Code vaksin COVID-19 RI yang tak terbaca di Arab Saudi. Ia mendesak pemerintah bergerak cepat mengatasi hambatan tersebut.
Menurut Muhaimin hal itu menimbulkan kekecewaan di saat Pemerintah Arab Saudi telah memberi persetujuan bagi penerima vaksin Sinovac atau Sinopharm melakukan umrah di Tanah Suci.
"Itu kita sesalkan bersama, saat vaksin Sinovac sudah mendapat lampu hijau, ini malah barcode vaksin kita masih mental. Ya seharusnya sistem kesehatan kita bukan cuma terintegrasi di sini saja, tapi seluruh dunia," kata Muhaimin dalam keterangan tertulis, Rabu (22/9/2021).
Wakil Ketua DPR RI itu pun meminta pemerintah segera menyelesaikan persoalan tersebut secepatnya. Dia mendorong sistem kesehatan Indonesia terintegrasi bukan hanya di dalam negeri, tapi di seluruh dunia.
"Saya minta masalah itu segera diatasi. Jangan sampai nanti kita sudah tiba di Arab, tapi malah terkendala soal barcode vaksin yang nggak terbaca," desak Muhaimin.
Muhaimin menyampaikan Keputusan Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyetujui penggunaan dua vaksin asal China, Sinovac dan Sinopharm merupakan kabar baik bagi calon jemaah umrah dari Indonesia. Meskipun, jemaah nantinya diminta menambahkan booster vaksin COVID-19 dari AstraZeneca, Pfizer, Johnson & Johnson, atau Moderna yang diakui di Arab Saudi.
"Kita semua dan juga dunia tentu menanti-nanti umrah bisa segera dilaksanakan. Semua rindu Tanah Suci. Saya harap dengan munculnya kebijakan ini umrah bisa segera dilaksanakan dan berjalan lancar," sebut Muhaimin.
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi telah menyetujui vaksin Sinovac dan Sinopharm dengan syarat booster vaksin yang diakui di Arab Saudi, yakni Astra Zeneca, Pfizer, Johnson & Johnson, dan Moderna.
Lihat juga video 'Pihak WHO Ingatkan untuk Berbagi Vaksin ke Negara yang Kekurangan':