"Impor menurut saya kurang bijaksana. Karena, justru akan mengganggu serapan jagung produksi lokal. Selain itu juga dapat melukai rasa keadilan bagi para petani jagung di negeri ini," sebut LaNyalla dalam keterangan tertulis, Minggu (19/9/2021).
LaNyalla menyarankan agar manajemen produksi dan pasokan jagung dalam negeri diperbaiki melalui regulasi peraturan daerah. Menurutnya, hal itu akan membuat petani jagung terlindungi dari permainan harga di pasaran yang banyak dikuasai tengkulak.
Ia menegaskan, pemerintah harus hadir memastikan logistik dan rantai pasok dari daerah penghasil ke daerah penyerap berlangsung dengan normal.
"Jadi kebutuhan suatu daerah harus dipasok oleh daerah lainnya agar terjadi sirkulasi perdagangan yang dinamis. Pemerintah hanya perlu melakukan stabilisasi harga melalui regulasi agar dapat menekan kesenjangan harga agar tidak dimainkan pasar," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah perlu mengantisipasi penimbunan jagung di tangan kartel. Masalah tersebut dikatakan LaNyalla perlu diselesaikan oleh pemerintah.
"Impor jagung justru akan bisa mengendurkan semangat petani jagung dalam menanam jagung kembali," sebut LaNyalla.
LaNyalla meminta pemerintah memiliki keberpihakan nyata pada peternak dan petani agar mereka bisa lebih sejahtera.
"Kita meminta pemerintah memberikan solusi yang tepat untuk kedua pihak. Sehingga kepentingan petani dan peternak dapat berjalan beriringan. Petani terlindungi dengan menjamin harga tidak merugikan dan ketersediaan jagung bagi peternak juga terjaga," urainya. (fhs/ega)