Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, menyoroti kekacauan data kependudukan di Tanah Air. Dia menyebut data kependudukan sangat penting karena berguna untuk semua pelayanan publik.
"Masalah data di Tanah Air kita tercinta itu sungguh sebuah pekerjaan rumah yang harus senantiasa ditekuni untuk diselesaikan. Terutama terkait dengan data kependudukan, karena basis data kependudukan itu menjadi basis, menjadi platform untuk semua pelayanan publik, dan bahkan untuk yang mendapatkan manfaat baik pemerintah maupun tidak," kata Suharso dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Kamis (16/9/2021).
Suharso mencontohkan data kemiskinan Indonesia yang tercatat sekitar 27 juta penduduk. Tapi, kata dia, penerima bantuan iuran (PBI) hingga kini tercatat ada 96,8 juta penduduk.
"Artinya ada penduduk yang rentan yang juga harus mendapatkan PBI. Tapi di tengah 97 jutaan itu seperti apa? Posturnya, profilnya, profilingnya kita nggak punya. Mereka adalah orang-orang yang daily base income, sehingga sangat rentan," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut bahwa keakuratan data itu juga penting untuk pelayanan kesehatan. Menurutnya, kondisi jaminan kesehatan nasional (JKN) Indonesia saat ini ada 224.909.151 atau sekitar 82,97%, pekerja bukan penerima upah sekitar 30 juta, penerima upahnya sekitar 56 juta.
"Yang PBI nasional sekitar 96 juta realisasi sampai dengan Juni 2021 dan kalau kita lihat termasuk PBI daerah dimana preminya dibayarkan melalui APBD dan kemudian pelayanannya di kelas 1 Rp 35 juta, kelas 2 Rp 33 juta, dan kelas 3 Rp 156 juta," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya: