Cerita 8 Hari Suroto: Diangkut Polisi, Lalu Diundang Jokowi

Cerita 8 Hari Suroto: Diangkut Polisi, Lalu Diundang Jokowi

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 16 Sep 2021 11:00 WIB
Jakarta -

Kisah Suroto, peternak yang diundang ke Istana Kepresidenan usai membentangkan poster saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja di Blitar, membetot perhatian publik. Tak lama setelah itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerbitkan telegram berisi instruksi agar polisi bersikap humanis saat mengamankan kunker Jokowi.

detikcom merangkum rangkaian kejadian dari mulai Suroto membentangkan poster hingga diundang ke Istana. Menurut Suroto, Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih atas aspirasi yang disampaikannya.

Suroto Diamankan Usai Bentangkan Poster

Saat Jokowi kunker di Bliar, Selasa (7/9/2021), Suroto diamankan ketika mobil Jokowi bergerak menuju Makam Bung Karno (MBK). Suroto tampak dibawa masuk ke mobil polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum diamankan, Suroto terlihat membentangkan poster bertuliskan 'Pak Jokowi bantu peternak beli jagung dengan harga wajar'. Pria tersebut membentangkan poster sambil berdiri di pinggir jalan saat mobil Jokowi melaju.

Penangkapan Suroto terjadi sesaat setelah mobil rombongan Jokowi bergeser atau keluar dari dari Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) Kota Blitar. Di PIPP, Jokowi meninjau vaksinasi dan memberi bantuan kepada tukang becak.

ADVERTISEMENT

Tak lama setelah mobil Jokowi melintas, pria berbaju hitam memakai masker batik, tampak dibawa oleh Kabag Ops Polresta Blitar, Kompol Hari Sutrisno. Selain itu, tampak seorang polisi meremas-remas kertas berwarna putih.

Pria itu dibawa menuju mobil sedan Sabhara, pintunya dibuka dan kertas itu dibawa masuk ke dalam mobil. Mobil bernopol X 1032-47 kemudian berbalik kanan keluar dari kerumunan warga yang ikut merekam peristiwa itu.

"Tidak tahu," kata Kompol Hari saat ditanya siapa pria yang ditangkapnya.

Seorang pria bertopi yang mengaku sebagai Kukuh Widiono mengatakan dirinya yang 'mengamankan' pria itu atas perintah polisi. Sebenarnya, aksi membentangkan poster itu tak diawasi ketat oleh pihak pengamanan.

Namun ketika Kabag Ops Polresta Blitar mendekat, pria mengaku bernama Kukuh itu tiba-tiba berteriak 'tangkap saja pak'. Kepada detikcom, Kukuh juga mengaku dia diberi pesan khusus untuk 'mengamankan' lokasi.

"Saya tukang becak di sini juga. Tadi dipesan polisi kalau ada yang membawa tulisan-tulisan provokasi, suruh tangkap saja," kata Kukuh.

Suroto Dipulangkan

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Gatot Repli Handoko, mengatakan Suroto selanjutnya dipulangkan. Gatot mengatakan Suroto tidak ditahan oleh polisi.

"Sudah di rumah. Nggak ada yang diamankan atau ditahan," kata Gatot saat dihubungi detikcom, Rabu (8/9/2021).

Gatot mengatakan aspirasi Suroto akan ditindaklanjuti oleh pemerintah setempat. Dia mengatakan aspirasi Suroto akan dibahas oleh Forkopimda setempat.

"Semuanya akan ditindaklanjuti, dimediasi oleh Forkopimda sana. Maunya apa itu kami tampung langsung dengan diadakannya rapat menindaklanjuti aspirasi mereka hari ini," ucap Gatot.

Suroto Diundang ke Istana

Suroto lantas diundang bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (15/9). Suroto menegaskan tindakannya membentangkan poster murni hanya untuk menyampaikan aspirasi peternak.

"Karena saya percaya satu-satunya orang di Indonesia yang saat ini bisa nolong peternak ya hanya Pak Jokowi, itu saja. Ndak ada tendensi politik apa-apa, murni sebagai peternak," ujar Suroto.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Suroto tak menyangka bakal diundang langsung bertemu Jokowi. Dia menuturkan sebelumnya telah melakukan berbagai upaya untuk memberitahukan kondisi yang dialaminya.

"Saya nggak berpikir seperti itu (untuk ada dialog) karena spontanitas, para ketua asosiasi, ketua koperasi juga sudah mencoba untuk koordinasi dengan Dinas Perdagangan, dengan Dinas Pertanian setempat, kemudian minta audiensi sama Kementerian Pertanian, tapi yang menemui ternyata cuma dirjen PKH-nya, jadi ndak bisa memberikan solusi, sedangkan kita terjepit posisinya usaha itu nggak bisa jalan," kata Suroto.

"Kita produksi telur aja umpama 100 persen itu masih rugi, sedangkan telur nggak bisa keluar numpuk di gudang kandang itu. Makanya saya punya inisiatif kalau saya tidak nekat membentangkan poster, pasti tidak akan ditanggapi. Dalam artian saya percaya ini nggak nyampe ke Pak Jokowi," sambungnya.

Suroto mengatakan Jokowi justru berterima kasih atas aksinya membentangkan poster.

"Kalau ndak ada kamu yang membentangkan poster, saya nggak akan tahu kondisinya di bawah, karena laporan anak buahnya itu nggak nyampe di atas," tuturnya.

Dia juga mengaku meminta maaf kepada Jokowi serta menjelaskan isi dan maksud poster tersebut kepada Jokowi.

"Awalnya saya ketemu, saya meminta maaf kepada Pak Jokowi, atas apa yang telah saya lakukan dengan membentangkan poster, sekali lagi poster itu tulisannya begini, 'Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar Telur Murah'. Itu yang lengkap," tuturnya.

Telegram Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo selanjutnya mengeluarkan telegram berisi arahan kepada jajarannya agar menyikapi penyampaian aspirasi masyarakat secara humanis ketika Jokowi melakukan kunjungan ke daerah. Arahan itu disampaikan menyusul 3 insiden yang terjadi ketika Jokowi berkunjung ke daerah.

"Saya mau menyampaikan arahan Pak Kapolri berkaitan dengan adanya beberapa kejadian saat kunjungan Presiden RI ke berbagai wilayah," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono saat dihubungi, Rabu (15/9).

Argo menyampaikan beberapa insiden penyampaian aspirasi yang terjadi beberapa hari belakangan. Salah satunya ketika Presiden Jokowi mengunjungi Waduk Sekampung.

"Jadi ada beberapa kejadian seperti di Lampung saat Presiden melakukan kunjungan peresmian waduk Sekampung di Peringsewu pada 2 September 2021. Terdapat beberapa simpatisan eks ormas FPI atau alumni 212 di lampung yang akan memasang spanduk atau poster," ucap Argo.

Argo mengatakan insiden serupa terjadi pada 7 September 2021. Saat itu, menurut dia, Presiden Jokowi tengah berkunjung ke Blitar, lalu tiba-tiba ada masyarakat yang membentangkan poster.

"Kemudian yang kedua pada tanggal 7 September 2021 pada saat Presiden RI melaksanakan kunjungan di Kota Blitar ada seseorang yang tiba-tiba berdiri membentangkan poster persis ke arah Presiden sedang melintas," ujarnya.

Insiden ketiga, kata Argo, yakni yang paling baru terjadi, yakni ketika Presiden Jokowi mengunjungi Kota Solo lalu ada mahasiswa yang membentangkan poster.

Berikut ini beberapa poin arahan Kapolri agar pihak kepolisian lebih humanis:

1. Bahwa setiap pengamanan kunker agar dilakukan secara humanis dan tidak terlalu reaktif.

2. Apabila didapati sekelompok masyarakat yang berkerumun untuk sampaikan aspirasinya sepanjang dibenarkan UU, maka tugas pengamanan hanya mengawal rombongan tersebut agar dapat berjalan dengan tertib dan lancar.

3. Untuk menyiapkan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya sehingga dapat dikelola dengan baik sehingga misal ada kegiatan misal dari kepolisian setempat dapat memberikan ruang kepada sekelompok masyarakat yang akan sampaikan aspirasinya dan kita siapkan ruang itu sehingga aspirasi itu dapat tersampaikannya dan dapat dikelola dengan baik.

4. Apabila ada kelompok masyarakat yang akan menyampaikan aspirasinya agar dikomunikasikan dengan baik bahwa tindakan untuk menyampaikan aspirasi itu tidak mengganggu ketertiban umum. Secara humanis kita sampaikan agar masyarakat tersebut tidak mengganggu ketertiban umum. Semuanya kita kelola dan semuanya kita kawal sehingga semua dapat berjalan baik dan lancar.

Halaman 3 dari 2
(knv/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads