Anggota DPR RI sekaligus diva, Krisdayanti, mengungkap gaji hingga dana aspirasi sebagai legislator. Sejumlah anggota DPR RI membeberkan bedanya gaji hingga dana aspirasi yang didapat.
Krisdayanti awalnya mengungkapkan bahwa pendapatan sebagai anggota DPR RI mencapai ratusan juta. Pernyataan itu diluruskan sejumlah anggota DPR lainnya bahwa gaji hingga dana aspirasi berbeda.
"Wah bukan gaji kali. Kalau gaji itu untuk pribadi dan keluarga. Biar tidak salah paham, gaji dan tunjangan DPR itu kisaran 60 jutaan," kata Achmad Baidowi, yang akrab disapa Awiek, kepada wartawan, Selasa (14/9) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain gaji, anggota DPR mendapatkan dana reses yang berbeda dengan gaji dan tunjangan sebagai anggota DPR RI. Dana reses itu disalurkan anggota DPR ke masyarakat saat kunjungan daerah pemilihan untuk menyerap aspirasi.
"Kalau dana reses dan kunjungan dapil itu untuk konstituen atau masyarakat, bukan untuk pribadi. Yang penyalurannya diberikan kepada masyarakat. Seperti penyaluran sembako, bantuan ke masyarakat, ambulans, pengobatan, beasiswa, anak yatim," ucap Ketua DPP PPP ini.
Senada dengan Awiek, Wakil Ketua MKD DPR Habiburokhman menilai ada misleading soal tunjangan yang diungkap Krisdayanti. Gaji dengan tunjangan DPR RI, kata Habiburokhman, mencapai sekitar Rp 65 jutaan per bulan.
Sementara dana ratusan juta rupiah, menurutnya, untuk dana reses dan kunjungan dapil menyerap aspirasi.
"Yang ratusan juta itu total per tahun dana untuk reses dan kundapil, itu uang untuk pelaksanaan kegiatan di dapil. Jadi salah besar kalau dibilang tunjangan ratusan juta," imbuhnya.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan uang reses dan uang kunjungan dapil digunakan untuk kepentingan kegiatan di dapil dan dalam rangka menyapa konstituen. Menurutnya, uang tersebut digunakan anggota Dewan untuk program-program bagi konstituen.
"Uang reses dan uang kunjungan dapil adalah uang untuk kegiatan-kegiatan di dapil dalam rangka menyapa konstituen. Membuat program-program untuk konstituen dan kunjungan di dapil, jadi itu uangnya nggak ke kita," kata Dasco.
Dasco menegaskan dana reses dan dana dapil tidak 'dimakan' sendiri oleh anggota Dewan. Menurutnya, uang tersebut dimanfaatkan untuk menggaji tim di dapil, membuat kegiatan, hingga memberikan sembako terlebih saat pandemi saat ini.
"Uangnya itu untuk kegiatan di dapil, buat menggaji apa namanya tim di dapil, buat perjalanan, membuat kegiatan. Seperti KD bilang kan selama COVID ya sembako kita kasih masker dan lain-lain dari uang itu. Sehingga itu bukan keperluan kita pribadi, apalagi kemudian 'dimakan' sendiri," ujarnya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.