Tudingan Pendemo Terlibat Korupsi Bikin Walkot Makassar Lapor Polisi

Round-Up

Tudingan Pendemo Terlibat Korupsi Bikin Walkot Makassar Lapor Polisi

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 14 Sep 2021 22:04 WIB
Walkot Makassar Ramdhan Danny Pomanto. (Hermawan/detikcom)
Walkot Makassar Ramdhan 'Danny' Pomanto (Hermawan/detikcom)
Jakarta -

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto melaporkan pendemo berinisial AM ke polisi setelah dituding terlibat korupsi. Danny dituding terlibat korupsi PDAM Kota Makassar senilai Rp 31 M.

Tudingan itu mulanya datang dari Lembaga Besar Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Sulawesi Selatan (LB AMP Sulsel). LB AMP melaporkan dugaan korupsi Rp 31 miliar di tubuh PDAM kota Makassar pada 27 April 2020. Dalam laporan mereka di Kejati Sulsel, LB AMP mengungkap lima rekomendasi dari hasil audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) pada 2018, yang mana dua di antaranya berpotensi masalah hukum.

Pertama, BPK merekomendasikan ke Wali Kota Makassar memerintahkan Direktur Utama PDAM Makassar mengembalikan tantiem dan juga bonus pegawai sebesar Rp 8 miliar, tepatnya Rp 8.318.213.130 ke kas PDAM Makassar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, BPK juga merekomendasikan Wali Kota Makassar memerintahkan Direktur Utama PDAM Makassar mengembalikan kelebihan pembayaran beban pensiun senilai Rp 23 miliar, tepatnya Rp 23.130.154.449 ke kas PDAM Makassar.

Dilaporkan dengan Pasal UU ITE

Pendemo berinisial AM kemudian dilaporkan ke polisi terkait pelanggaran ITE hingga pencemaran nama baik oleh Danny. Danny tak terima disebut terlibat korupsi PDAM kota Makassar senilai Rp 31 M.

"Laporan saya terkait UU ITE Nomor 11 Tahun 2008 Pasal 27 tentang Pencemaran Nama Baik klien saya, Bapak Ir Mohammad Ramdhan Pomanto," ucap kuasa hukum Danny, Benny Iskandar kepada detikcom, Selasa (14/9/2021).

AM dilaporkan ke Polrestabes Makassar pada Senin (13/9). AM disebut terlibat aksi unjuk rasa di depan Kejati Sulsel pada Rabu (8/9), dan secara gamblang menyebut Danny terlibat dalam dugaan korupsi pada PDAM Makassar tersebut.

"Jadi kronologinya itu ketika dilakukan aksi oleh saudara Akbar Muhammad tanggal 8 September di Kejati Sulsel, dalam orasi dan dalam rilis yang disebarkan ke media. Beliau itu sudah menuding dan menyebut nama klien saya, Bapak Ir Mohammad Ramdhan Pomanto yang juga sekaligus Wali Kota Makassar yang menyatakan diduga terlibat," kata Benny.

AM juga disebut membuat pernyataan yang sama saat memberi statemen kepada wartawan. Hal itu yang membuat Danny keberatan.

"Dia yang memberikan statement di situ kalau melihat rilis, dia memang menyebut nama, jabatan, tapi dalam rilis yang disebarkan yang ditandatangani Akbar Muhammad itu dia menyebut Wali Kota Makassar," katanya.

"Makanya link berita online itu juga sudah kita jadikan barang bukti juga," lanjut Benny.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Menurut Benny, AM terlalu mudah menuding tanpa dasar bukti yang cukup. Jika hanya sebatas dugaan, kata dia, terlapor sebaiknya tidak semudah itu mencatut nama seseorang.

"Tentu kalau dia ingin menyatakan keterlibatannya Pak Danny, tentu sudah ada proses hukum yang berjalan, sudah ada alat bukti yang menyatakan klien saya terlibat," ucap Benny.

"Kalau masih menduga-menduga kan saya kira mencemarkan nama baik orang kalau masih tahap dugaan dan menyebut nama orang," imbuhnya.

Halaman 3 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads