Peternak hingga Mahasiswa Ditangkap saat Bentang Poster untuk Jokowi

Peternak hingga Mahasiswa Ditangkap saat Bentang Poster untuk Jokowi

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 14 Sep 2021 07:57 WIB
jokowi ke blitar
Pria bawa poster untuk Jokowi di Blitar (Foto: Dok. warga)
Jakarta -

Peternak hingga mahasiswa ditangkap polisi saat membentangkan poster untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Peristiwa itu terjadi saat Jokowi melakukan kunjungan ke daerah.

Peristiwa pertama terjadi di Blitar, Jawa Timur, Selasa (7/9/2021). Saat itu ada seorang pria yang diamankan ketika mobil Jokowi bergerak menuju Makam Bung Karno (MBK). Pria itu tampak dibawa masuk ke mobil polisi.

Sebelum diamankan, pria tersebut terlihat membentangkan poster bertuliskan 'Pak Jokowi bantu peternak beli jagung dengan harga wajar'. Pria tersebut membentangkan poster sambil berdiri di pinggir jalan saat mobil Jokowi melaju.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penangkapan pria itu terjadi sesaat setelah mobil rombongan Jokowi bergeser atau keluar dari dari Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) Kota Blitar. Di PIPP, Jokowi meninjau vaksinasi dan memberi bantuan kepada tukang becak.

Tak lama setelah mobil Jokowi melintas, pria berbaju hitam memakai masker batik, tampak dibawa oleh Kabag Ops Polresta Blitar, Kompol Hari Sutrisno. Selain itu, tampak seorang polisi meremas-remas kertas berwarna putih.

ADVERTISEMENT

Pria itu dibawa menuju mobil sedan Sabhara, pintunya dibuka dan kertas itu dibawa masuk ke dalam mobil. Mobil bernopol X 1032-47 kemudian berbalik kanan keluar dari kerumunan warga yang ikut merekam peristiwa itu.

"Tidak tahu," kata Kompol Hari saat ditanya siapa pria yang ditangkapnya.

Seorang pria bertopi yang mengaku sebagai Kukuh Widiono mengatakan dirinya yang 'mengamankan' pria itu atas perintah polisi. Sebenarnya, aksi membentangkan poster itu tak diawasi ketat oleh pihak pengamanan.

Namun ketika Kabag Ops Polresta Blitar mendekat, pria mengaku bernama Kukuh itu tiba-tiba berteriak 'tangkap saja pak'. Kepada detikcom, Kukuh juga mengaku dia diberi pesan khusus untuk 'mengamankan' lokasi.

"Saya tukang becak di sini juga. Tadi dipesan polisi kalau ada yang membawa tulisan-tulisan provokasi, suruh tangkap saja," kata Kukuh.

jokowi ke blitarPria saat membentangkan poster untuk Jokowi di blitar (Foto: Dok. warga)

Peternak Pembawa Poster Dipulangkan

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Gatot Repli Handoko, mengatakan pria tersebut sudah dipulangkan. Gatot mengatakan pria itu tidak ditahan oleh polisi.

"Sudah di rumah. Nggak ada yang diamankan atau ditahan," kata Gatot saat dihubungi detikcom, Rabu (8/9/2021).

Gatot mengatakan aspirasi pria itu akan ditindaklanjuti oleh pemerintah setempat. Dia mengatakan aspirasi pria itu akan dibahas oleh Forkopimda setempat.

"Semuanya akan ditindaklanjuti, dimediasi oleh Forkopimda sana. Maunya apa itu kami tampung langsung dengan diadakannya rapat menindaklanjuti aspirasi mereka hari ini," ucap Gatot.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya

Saksikan juga 'Polisi Amankan Seorang Pria Saat Jokowi Kunker di Blitar':

[Gambas:Video 20detik]



Mahasiswa Bentangkan Poster Ditangkap

Penangkapan terhadap orang yang membentangkan poster untuk Jokowi kembali terjadi di Surakarta atau Solo. Sejumlah mahasiswa ditangkap aparat pengamanan saat Jokowi melakukan kunjungan kerja di Solo, Jawa Tengah. Mahasiswa itu membentangkan poster saat Jokowi hendak memasuki kawasan Universitas Sebelas Maret (UNS).

Rombongan Jokowi sampai di Jalan Ir Sutami depan kampus UNS, sekitar pukul 11.15 WIB, Senin (13/9/2021). Setelah Jokowi melintas, beberapa aparat berpakaian bebas yang melakukan pengamanan tertutup tiba-tiba menangkap beberapa orang mahasiswa.

Para mahasiswa itu berada di tengah-tengah warga yang ingin menyaksikan presiden melintas. Beberapa poster turut disita oleh aparat.

Ada sekitar 7 mahasiswa pun dibawa masuk ke dalam mobil. Mereka lalu dibawa ke Mapolresta Solo.

Setelah peristiwa itu, Kapolresta Solo, Kombes Ade Safri Simanjuntak, turut memeriksa warga yang berada di sekitar lokasi. Warga diminta tidak berkerumun di sekitar gerbang UNS. Saat dihampiri wartawan, Ade Safri enggan memberikan pernyataan.

Terpisah, Presiden BEM UNS, Zakky Musthofa, membenarkan rekan-rekannya ditangkap kepolisian. Dia mengatakan mahasiswa hanya sekadar menyambut dan menyampaikan aspirasi.

"Teman-teman hanya ingin menyambut presiden dan sedikit menyampaikan aspirasi lewat poster. Padahal kata-katanya biasa saja, seperti 'Pak Jokowi tolong benahi KPK', kata-katanya sopan," kata Zakky.

Mahasiswa UNS sambut Jokowi dengan posterMahasiswa UNS sambut Jokowi dengan poster Foto: istimewa

Mahasiswa Dibebaskan

Para mahasiswa yang sempat ditangkap itu telah dibebaskan. Polisi menyebut apa yang dilakukan terhadap mahasiswa itu bukan penangkapan.

"Siang tadi jelang sore, mereka sudah diantar petugas ke UNS," kata Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak.

"Jadi tidak ada itu penangkapan, apalagi penahanan kita hanya minta klarifikasinya karena tidak ada pemberitahuan aksi," sambungnya.

Ade menyebut pihaknya juga sudah menerangkan prosedur untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Ade menuturkan pihaknya tidak melarang melainkan ada prosedur yang harus dipatuhi.

"Sebelumnya (pemberitahuan aksi) ke Polri dan sekaligus kita sampaikan pemahaman dan pengertian kepada adik-adik mahasiswa tersebut. Bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum itu dijamin UU, namun yang tidak boleh diabaikan adalah ada tata cara yang harus dipatuhi, " tuturnya.

Penangkapan Dikritik PKS

PKS mengkritik penangkapan mahasiswa saat membentangkan poster untuk Jokowi. Menurut PKS, mahasiswa harus dibebaskan bersuara.

"Posisi mahasiswa sebagai penjaga nurani bangsa kian kokoh dengan bersuara," kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.

Mardani menyebut mahasiswa itu menyuarakan aspirasi dari banyak pihak. Penangkapan itu dapat mencoreng citra demokrasi di Tanah Air.

"Penangkapan ini justru kian membuat citra negara demokrasi kian tercoreng," ujarnya.

Stafsus Mensesneg Nilai Harusnya Kritik Hal Biasa

Stafsus Mensesneg, Faldo Maldini, menegaskan Jokowi tak pernah tersinggung dengan kritik mahasiswa. Dia menyebut kritik menjadi pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijakan.

"Harusnya biasa saja, Presiden tidak akan pernah merasa tersinggung atau baper sama kritik mahasiswa. Pasti aspirasi tersebut menjadi pertimbangan dan bahan pemikiran bagi pemerintah. Ini negara demokrasi," kata Faldo.

Terlepas dari itu, Faldo berbicara mengenai pertimbangan aparat dan upaya preventif. Faldo menyinggung kerumunan dan situasi pandemi COVID-19.

"Soal di lapangan, tentunya aparat keamanan sudah punya berbagai standar dalam pengamanan. Apalagi ini pandemi. Aparat tentu sudah punya berbagai perhitungan untuk melakukan tindakan preventif. Presiden datang saja sudah berpotensi besar mengakibatkan kerumunan, apalagi ditambah aksi demonstrasi," ujar Faldo.

Halaman 2 dari 3
(haf/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads