Anggota Komisi III DPR RI Fraksi NasDem, Taufik Basari sepakat dengan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran yang menyoroti video viral penangkapan komika Coki Pardede. Taufik menilai aparat memang tidak diperkenankan merendahkan martabat ketika melakukan penangkapan.
"Saya setuju dan mengapresiasi sikap Kapolda yang menilai tindakan anggotanya tidak etis, tidak boleh ada tindakan, perlakuan dan ucapan yang dapat merendahkan martabat dari aparat ketika menjalankan tugasnya," kata Taufik saat dihubungi, Kamis (9/9/2021).
Ketua DPP Partai NasDem ini mengatakan itu juga diatur dalam UU No 5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Konvensi menentang penyiksaan dan tindakan atau penghukuman yang kejam tidak manusiawi atau merendahkan martabat lainnya. Selain itu, dia juga menilai aparat tidak diperkenankan menyampaikan hal privat yang tak terkait dengan perkara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang benar bahwa tidak diperkenankan aparat penegak hukum menyampaikan hal privat yang tidak terkait dengan pokok perkara," ucapnya.
Tak hanya itu, Taufik juga meminta agar ke depannya perlakuan terhadap pengguna tidak disamakan dengan pengedar atau bandar narkoba. Sehingga, dia sepakat dengan Kapolda Metro Jaya bahwa aparat tidak perlu gagah-gagahan atau glorifikasi penangkapan terutama kepada pengguna narkoba.
"Perlakuan terhadap pengguna jangan disamakan seperti bandar narkoba, karena itu tidak perlu glorifikasi atau gagah-gagahan seperti kata Kapolda. Ke depan aparat kita mesti membangun kesadaran untuk selalu bertindak profesional, yang didalamnya juga termasuk bertindak secara humanis dan berpedoman kepada prinsip fair trial dan hak asasi manusia," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan video 'Pengacara Sebut Kasus Coki Pardede Dilimpahkan ke Polda Metro Jaya':
Dia lantas meminta agar anggota polisi yang melakukan penangkapan terhadap Coki Pardede diperiksa. Jika terbukti bersalah, menurutnya Polri harus memberikan sanksi disiplin.
"Harus diperiksa dan jika terbukti adanya kesalahan harus diberikan sanksi disiplin sebagai peringatan kepada anggota polri lainnya agar selalu profesional dan berpedoman kepada prinsip ham dan fair trial," tuturnya.
Penangkapan Coki Pardede Tak Etis
Video penangkapan komika Coki Pardede di kasus narkoba viral di media sosial. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyayangkan beredarnya video penangkapan tersebut.
"Saya lihat video (penangkapan) kemarin viral di medsos, di samping tidak etis, dia juga merendahkan harkat dan martabat manusia," kata Irjen Fadil Imran dalam video yang dilihat detikcom, Rabu (8/9/2021).
Ada 2 poin yang disorot Fadil yakni soal video penangkapan Coki Pardede dan juga soal anggota bersenjata api laras panjang saat konferensi pers. Fadil Imran mengatakan video penangkapan tersebut tidak elok karena menjadi tontonan publik. Apalagi dibubuhi kalimat yang merendahkan Coki Pardede.
"Video penangkapan itu tidak elok dipandang publik, apalagi dengan narasi-narasi, kalimat-kalimat yang merendahkan harkat dan martabat manusia," paparnya.
Mantan Kapolda Jawa Timur ini meminta anggota untuk menghormati hak seseorang meskipun statusnya sebagai tersangka.
"Siapapun dia, tetap memiliki hak sebagai individu yang wajib kita hormati dan kita hargai," katanya.
Poin kedua, Fadil meminta agar personel dalam menyampaikan konferensi pers lebih humanis, terutama di kasus narkoba.
"Kalau bukan bandar (narkoba), bukan teroris, tidak perlu pakai laras panjang. Enggak usah lagi gagah-gagahan," katanya.
"Acara-acara yang mempertontonkan kekerasan yang bisa ditiru, tidak usah pakai laras panjang, tidak manusiawi itu," tuturnya.