DKI Bakal Tuan Rumah Mayor Summit U20 2022, Anies Angkat 6 Isu Ini

DKI Bakal Tuan Rumah Mayor Summit U20 2022, Anies Angkat 6 Isu Ini

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Minggu, 05 Sep 2021 17:39 WIB
Anies Baswedan.
Anies Baswedan (Foto: Youtube/Pemprov DKI Jakarta)
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara mengenai tantangan yang dihadapi masyarakat selama pandemi COVID-19 serta krisis iklim yang membutuhkan perhatian khusus. Anies setidaknya menggarisbawahi enam fenomena yang terjadi di perkotaan pascapandemi COVID-19.

Pertama, Anies berbicara soal kebutuhan akan perumahan yang menunjang produktivitas penghuninya dengan harga terjangkau.

"Tren global menunjukkan meningkatnya permintaan untuk memiliki rumah yang tidak hanya mampu menjaga kesehatan penghuninya, tetapi juga cocok untuk menunjang produktivitas. Hal ini karena semakin banyak orang yang memutuskan untuk terus bekerja dari rumah. Jadi perumahan semacam ini pasti harus terjangkau," kata Anies dalam keterangan tertulis, Minggu (5/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, enam permasalahan ini akan diangkat menjadi materi diskusi dalam agenda Mayor Summit U20 pada 2022 mendatang. Jakarta akan bertindak sebagai tuan rumah U20 dengan tema 'Recover Together, Recover Stronger' dan Anies sebagai ketuanya.

Kembali lagi ke Anies, persoalan kedua mengenai masa depan industri properti. Anies menuturkan, kontribusi sektor properti di kawasan perkotaan seluruh dunia menurun sebanyak 29% pada tahun 2020. Eks Mendikbud itu kemudian menyoroti perkantoran yang kini tampak lenggang akibat pandemi Corona.

ADVERTISEMENT

"Pemandangan kantor-kantor yang kosong, kini tidak jarang terlihat termasuk di Jakarta. Untuk itu, perlu dipikirkan kembali masa depan industri properti di kota-kota di seluruh dunia," sebutnya.

Selanjutnya, Anies menyinggung soal akses mobilitas berkelanjutan bagi seluruh pihak. Menurutnya, COVID-19 memaksa kota-kota di dunia harus mempertimbangkan kembali hubungan antara mobilitas, ruang kota dan kesehatan.

"Sekarang pertanyaan yang muncul bukanlah tentang bagaimana kota menyediakan infrastruktur untuk menopang mobilitas, melainkan bagaimana kota memastikan akses yang setara terhadap mobilitas yang berkelanjutan. Jadi itu masalah yang perlu kita pikirkan," imbuhnya.

Permasalahan keempat mengenai masa depan dunia kerja. Anies menuturkan saat ini jumlah pengangguran secara global naik sebesar 1,1%. Di sisi lain, muncul pula permintaan akan keterampilan baru untuk mendukung industri hijau dan ekonomi digital yang menjanjikan.

"Jadi pertanyaannya adalah bagaimana kota dapat mengakomodasi transformasi di pasar tenaga kerja untuk masa depan yang lebih hijau?" jelasnya.

Kemudian, Anies juga menyoroti kurangnya interaksi sosial selama pandemi Corona yang berdampak pada kesehatan mental. Anies menyadari kegiatan karantina di rumah selama berbulan-bulan berpotensi menyebabkan kelelahan.

"Karantina di rumah dalam jangka panjang dan fenomena bekerja dari rumah dapat menyebabkan kelelahan dan juga meningkatnya perundungan online," tuturnya.

Terakhir, Anies menyampaikan terdapat peningkatan jumlah anak yatim yang ditinggal orang tuanya akibat COVID-19. Merujuk data yang dipaparkan Anies, setidaknya ada 4,5 juta kematian akibat COVID-19 yang membuat anak-anak kehilangan pengasuh primer dan sekunder.

"Untuk itu perlu dipikirkan bagaimana memfasilitasi masa depan anak-anak yang kehilangan anggota keluarga dalam pertempuran COVID-19," pungkasnya.

"Jadi dengan adanya enam masalah ini, inilah saatnya untuk bercermin. Inilah waktunya untuk menata ulang. Namun, yang paling penting, inilah saatnya untuk bertindak bersama. Karena masa depan kota ada di tangan semua orang," sambung Anies.

Simak juga 'Melihat Persiapan Sekolah di DKI Jelang Pembelajaran Tatap Muka':

[Gambas:Video 20detik]



(yld/yld)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads