Jakarta - Jika busway saja susah lewat, apalagi kendaraan lainnya? Itulah yang tampak di jalan-jalan protokol di Jakarta Pusat yang merupakan kawasan bisnis dan pemerintahan di negeri ini.Ini semua terjadi akibat demo sedikitnya 20 ribuan buruh seantero Jabodetabek yang menggeruduk Istana Kepresidenan di Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (5/4/2006).Busway sejatinya masih tetap beroperasi. Tapi lajunya supertersendat. Bahkan bus oranye bertiket Rp 3.500 itu terpaksa dibelokkan ke jalanan umum.Busway yang mengarah Kota-Blok M, setelah terhadang ribuan massa di kawasan Istana Kepresidenan, dibelokkan ke Jalan Medan Merdeka Selatan. Dari situ armada andalan Gubernur Sutiyoso itu dibelokkan ke Jalan Sabang yang sehari-hari padat merayap.Lalu bus mahal itu berbelok ke Jalan M Yamin, Jalan Imam Bonjol, lalu sampailah di Jalan Sudirman (Dukuh Atas). Di sinilah bus Transjakarta ini masuk kembali ke jalur khususnya untuk meneruskan perjalanan ke Blok M.Hal ini jelas menyulitkan para penumpang bus itu. Soalnya, bus tidak bisa berhenti seenaknya. Bus harus berhenti di halte-halte yang disediakan, mengingat jarak lantai pintu bus ke permukaan tanah sangatlah tinggi.Sedangkan busway yang mengarah ke Kota, terpaksa 'nangis-nangis' karena sulit bagi mereka menemukan jalur alternatif. Belasan bus tampak berjejer di depan Gedung PBB di Jalan MH Thamrin (seberang Sarinah), menunggu lautan massa buruh bergerak perlahan.Hingga pukul 12.00 WIB, keruwetan di jantung Jakarta masih terjadi.
(nrl/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini