Tulisan ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul "Sombong" yang dimuat pada tanggal 20 Agustus 2021.
Dalam kehidupan dunia seseorang mustahil tidak mengenal kekasih, dari anak remaja sampai orang tua. Jika seseorang hanya memiliki satu kekasih, maka rugilah dia dalam kehidupan ini. Adapun kekasih manusia ada tiga : Mengikuti hingga ruh dicabut, Mengikuti hingga kuburan, Mengikuti hingga Mahsyar.
Kekasih yang mengikuti hingga ruhnya dicabut adalah hartanya, kekasih yang mengikuti hingga kuburan adalah keluarganya dan kekasih yang mengikuti sampai Mahsyar adalah amalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdalamlah hubungan dengan kekasih yang mengikuti hingga Mahsyar. Kekasih pertama yaitu harta, jadikanlah sebagai sarana dalam memperdalam hubungan dengan kekasih ketiga. Adapun peran kekasih kedua adalah yg memberikan motivasi dan menasihati agar hubungan dengan kekasih ketiga berada pada relnya.
Coba kita simak lebih mendalam nasihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani atas para kekasih ini khususnya kekasih ke tiga. Serahkan dirimu dan ucapanmu serta semua keadaanmu kepada takdir-Nya. Beramallah tanpa banyak bicara, ikhlaslah tanpa pamer, bertauhidlah tanpa syirik. Jadilah orang yang masyur tanpa dikenal, menyendiri tanpa menampakkan diri, dan fokus pada sisi batin tanpa sisi lahir. Sibukanlah dirimu dengan sisi batinmu dengan membatalkan sisi lahir. Engkau sampaikan ketaatanmu dengan menunjuk kearah-Nya ketika berbicara," Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." ( QS. al-Fatihah [1] : 5 ).
Coba kita simak masing-masing kekasih dan dimulai dari :
1. Harta. Kekasih yang pertama ini merupakan faktor penting dalam memperlancar urusan dunia dan akhirat. Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat 92, " Tidak akan mendapatkan kebaikan hingga kamu menafkahkan apa yang kamu cintai." Rasulullah SAW. ditanya, "Budak seperti apakah yang paling utama?" Rasulullah menjawab, "Budak yang harganya paling mahal dan paling berharga di tengah keluarganya." ( diriwayatkan oleh Muslim ). Bersedekah dengan harta terbaik merupakan bentuk mengagungkan Allah. Maka dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan harta paling berharga adalah bentuk penghargaan dan penghormatan.
Rasulullah bersabda, "Melarang umatnya untuk menyia-nyiakan harta ( diriwayatkan Muslim ). Dengan petunjuk ini, kita senantiasa mengeluarkan harta dengan tujuan yang baik, seperti :
Pertama, Islam mengajarkan bersedekah. Dengan bersedekah, harta yang kita miliki berkurang namun menurut ajaran Islam harta yang dikeluarkan sebagai sedekah akan bertambah dan berlipat ganda.
Kedua, Islam melarang mengeluarkan harta dengan berlebih-lebihan untuk kemewahan. Kemewahan hidup yang dijalani merupakan ketertipuan oleh hawa nafsu. Maka gunakanlah harta secukupnya/wajar untuk kebutuhan keluarga. Kelebihan harta yang dimiliki manfaatkan di jalan yang diridhai Allah. Kekasih ini hanya mengantar kita sampai dicabutnya nyawa, oleh karenanya lakukan penggunaan harta tersebut pada jalan-Nya.
2. Keluarga. Kekasih kedua yang sangat mempengaruhi dalam menjalankan kehidupan di dunia. Peran keluarga ini menjadi penting karena mempengaruhi bersikap pada kekasih pertama dan ketiga. Jika ada kekeliruan dalam mengelola keluarga tentu akan berakibat merugikan. Keharmonisan menjadi keniscayaan agar kekasih pertama bisa diraih dan sesuai tujuan untuk kekasih ketiga.
3. Amal. Kekasih ketiga yang menjadi pendamping setia sampai Mahsyar. Inti dari perbuatan ini adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Amalan yang dilakukan lebih baik disembunyikan atau diperlihatkan ? Ada perbedaannya, dalam memperlihatkan amalan yang tersembunyi, seseorang ada resiko bersikap riya'. Oleh sebab itu sebaiknya ia menjaga amalannya dengan merahasiakan dan menyembunyikan. Menjaga keikhlasan amal lebih baik daripada mengambil resiko ( dengan menperlihatkan amalan ). Sementara pada amalan yang diperlihatkan tidak mampu menjaga diri dari riya'. Jika mampu menjaga dari riya', maka memperlihatkan amal untuk ditiru akan lebih baik. Sebab orang yang menjadi perantara kebaikan atau merintis jalan kebaikan, ia mendapat dua pahala karenanya atau diberi banyak pahala karena banyak orang mengikutinya.
Ali bin Abu Thalib mengungkapkan kalimat yang indah mengenai keikhlasan beribadah ketika sendirian dan bersama orang banyak, "Barang siapa lahiriahnya lebih berat daripada batiniahnya, timbangannya ringan pada Hari Kiamat, sedangkan barang siapa lahiriahnya lebih ringan daripada batiniahnya, timbangannya berat pada Hari Kiamat. Adapun Al-Zubaydi menggubah :
Kala lahiriah dan batiniah seorang mukmin sama
Ia bahagia di dunia dan akhirat serta mendapat pahala
Jika batiniahnya bertentangan dengan lahiriahnya
Ia hanya mendapat keletihan dan kelelahan dari usahanya
Tak ubahnya orang munafik mencari dinar di pasar
Uangnya kotor dan tak bisa diharapkan menghasilkan pahala
Mengharmoniskan ketiga kekasih sekaligus memerlukan keteguhan hati dan kesabaran. Peran masing-masing kekasih dalam upaya mencapai keridhaan Allah sesuai dengan tingkatannya. Tanpa kekasih pertama, menjadi ada yg kurang, tanpa kekasih ketiga akan sia-sia, tanpa kekasih kedua akan kehilangan arah. Semoga kita bisa meramu agar keharmonisan dengan ketiga kekasih selalu terjaga.
Aunur Rofiq
Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP 2020-2025
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia )
*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. --Terimakasih (Redaksi)
(erd/erd)