Kapasitas bed yang terpakai di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran menurun hingga 12,95% per Kamis (2/9) pagi. Meskipun turun, Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono menyebut pihaknya tetap siaga jika akan ada lonjakan kasus lagi.
"Jadi kemarin 13%, pagi tadi 12,95%, saya kira ini memang secara angka menjadikan kita jadi lebih merawat pasien lebih sedikit, tapi kita tetap harus waspada," ujarnya dalam webinar 'Strategi Isolasi Terpusat Minimalisir Fatalitas Akibat Covid-19' yang disiarkan YouTube BNPB Indonesia, Kamis (2/9/2021).
"Penurunan ini, katakanlah belum ada keputusan pandemi belum selesai, kita di Wisma Atlet tetap mengadakan suatu persiapan-persiapan untuk betul-betul siap kalau ada peningkatan dan dibutuhkan kembali," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Tugas berharap jumlah pasien yang saat ini dirawat di RSDC Wisma Atlet juga terus mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan laporan harian kasus aktif COVID-19, khususnya di DKI Jakarta yang kurang dari 50 per harinya.
"Artinya jumlah yang saat ini 1.022 yang dilaporkan, ini kita harapkan turun terus sampai dinyatakan landai. Dan pertambahan kasus di wilayah DKI cukup sedikit, kurang dari 50. Saat waktu tinggi itu bisa pertambahan per hari bisa 900, 800, 700, sekarang kurang dari 50, ini menggembirakan," ujarnya.
Lebih lanjut dr Tugas mengungkapkan bahwa peran RSDC Wisma Atlet sebagai salah satu isolasi terpusat (isoter) ini sangat dirasakan manfaatnya. Termasuk membantu berbagi peran dengan rumah sakit rujukan COVID-19 yang dikhususkan menangani pasien COVID-19 bergejala sedang hingga berat.
"Peran ini bisa membantu teman-teman di rumah sakit rujukan di DKI, mereka yang hanya merawat yang berat saja atau sedang. Nah yang ringan sampai sedang kita bisa rawat, kita juga siapkan yang di Nagrak, ada Pasar Rumput, ada Wisma Haji," pungkasnya.
Lihat juga video 'RSDC Wisma Atlet Rawat 188 Pasien Covid-19 yang Kembali dari Luar Negeri':