Polisi menangkap empat orang terkait kasus pria berinisial KA (25) yang tewas setelah dianiaya di kawasan hutan Inhutani Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Satu dari empat terduga pelaku merupakan ketua RT bernama Nyampa (50).
"Pelaku penganiayaan berjumlah empat orang," ucap Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan kepada detikcom, Kamis (2/9/2021).
Selain Nyampa (50), tiga terduga pelaku lainnya bernama Sangkala (50), Basri (40), dan Nasir (40). Para terduga pelaku ditangkap di rumah masing-masing di wilayah Desa Belapunranga, Kecamatan Parangloe, Gowa, pada Rabu (1/9) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Zulpan, polisi awalnya menangkap Sangkala. Setelah dilakukan pengembangan, tiga terduga pelaku lainnya ditangkap dalam waktu yang hampir bersamaan.
"Anggota melakukan pengembangan (setelah menangkap Sangkala) dan mengamankan ketiga pelaku lainnya, yang mana rumahnya berdekatan dengan rumah Sangkala," ungkap Zulpan.
Korban Ditebas Parang di Hutan hingga Tewas
Menurut Zulpan, korban KA ditemukan oleh warga terkapar di kawasan hutan Inhutani Gowa di Kecamatan Parangloe pada Selasa (31/8) sekitar pukul 18.00 Wita. Penyelidikan polisi mengungkap adalah terduga pelaku Nasir yang pertama kali bertemu dengan korban di dalam hutan, yang kemudian menganiaya korban.
"Menurut keterangan Nasir, yang bertemu dengan korban pertama kali di TKP, menjelaskan korban menggunakan motor merah-hitam berhenti di TKP. Setelah itu Nasir mengambil parang yang berada di dalam tas korban dan langsung menanyakan kepada korban, 'Apa kau bikin di sini?'" ungkap Zulpan.
Korban sempat disebut mengaku tidak tahu dan mengaku sedang dipengaruhi makhluk halus. Selanjutnya Nasir langsung menebas korban.
"Korban menjawab bahwa dia sedang bingung dengan alasan dipengaruhi oleh jin. Seketika itu, Nasir langsung menebas kaki kanan korban," katanya.
Tak lama kemudian, tiga terduga pelaku lainnya, yakni Sangkala, Nyampa dan Basri datang ke lokasi dan disebut ikut menganiaya korban hingga tewas.
Diberitakan sebelumnya, korban ditemukan oleh warga sekitar bernama Israh Efendi (27). Ia lalu melaporkannya kepada warga sekitar. Warga kemudian langsung mengevakuasi korban ke Puskesmas Parangloe.
Tapi, saat tiba di puskesmas, nyawa korban tidak tertolong sehingga jenazahnya dibawa ke RS Bhayangkara, Makassar, untuk diautopsi.
"Dari hasil pemeriksaan di Puskesmas Parangloe ditemukan berbagai luka pada bagian betis dan jari kelingking, kaki, kepala, serta pada bagian cakung (leher)," ungkap Kasubag Humas Polres Gowa AKP M Tambunan, Rabu (1/9).
(hmw/nvl)