Jakarta -
Kebakaran di lapak pemulung di Jurangmangu Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), menghanguskan ratusan bangunan semipermanen. Salah satu korban kebakaran adalah Muhammad Saputra (14).
"Yang pertama aku panik, nggak tahu mau ngapain dan harus nyelamatin barang-barang, tapi nggak semuanya. Kondisinya aku lagi tidur. Bangun sendiri karena denger teriakan," jelas Putra di lokasi kebakaran, Jurangmangu Timur, Tangsel, Kamis (2/9/2021).
Kebakaran itu terjadi pada Rabu, (25/8) pukul 03.00 WIB. Putra mengatakan tinggal bersama adik, kakak, serta kakak iparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku tinggal sama kakak, kakak ipar, sama adik. Sempat adik yang kecil ketinggalan, umur 3 tahun. Terus balik ambil dokumen, kayak KK-KTP, diambil. Kalau ijazah hangus, sepeda, mesin cuci, lemari isi baju baju habis. Iya (buku-buku sekolah) itu semuanya habis. Sekolah aku punya buku satu. Cuma satu doang," tambahnya.
Api menghanguskan seluruh bagian rumah Putra. Pemadam kebakaran juga tidak sempat menghentikan api yang semakin besar.
"Putra sih nggak nyalahin pemadam ya, karena tiga lapak yang kebakar. Kalau satu lapak masih keburu. Pemadam itu nggak harus masuk dulu kan. Karena yang di depan apinya gede banget, pemadam itu masuk ke rumah Putra lama banget. Jadi rumah Putra sudah hangus," cerita Putra.
Putra juga bercerita dirinya pernah berjualan cilok selama tiga tahun saat masih sekolah. Saat ini Putra harus memikirkan cara bertahan hidup.
"Itu pas Putra menanjak ke dewasa, masih mikirnya ya jualan, sekolah, jualan, sekolah. Terus sekarang sudah nambah dewasa juga ya Putra harus mikirin ke depannya gimana," jelas Putra.
"Keluar dari pondok pesantren, aku ambil sekolah paket dan bantu-bantu. Itu jualan cilok tiga tahun. Sekarang lagi berhenti karena pandemi. Jualan ciloknya kadang pulang dulu ke rumah, kadang langsung, jadi bawa dagangannya," sambung dia.
Simak cerita Putra selengkapnya di halaman selanjutnya.
Tinggal di Kontrakan
Beruntung, Pemkot Tangsel memberikan bantuan kontrakan buat korban kebakaran, termasuk Putra dan keluarganya. Kini Putra tinggal di kontrakan yang disediakan Pemkot Tangsel. Kontrakan diberikan untuk korban kebakaran yang ber-KTP Tangsel.
"Ada dari pemerintah, Putra dikontrakin rumah. Tapi lihat kondisi rumah, kalau kecil ya Putra misah dari kakak. Soalnya kan paling cukup lima orangan, sementara ada adek, ada ponakan. Jadi nggak sepenuhnya bisa masuk," katanya.
Pernah Viral
Cerita Putra dan kakaknya menyambung hidup dengan berjualan es pisang pun viral di media sosial. Banyak pihak yang memberikan bantuan, termasuk penyanyi Ashanty, yang sempat menjadikan Putra sebagai anak asuhnya.
Namun kini Putra tidak tahu kabar Ashanty. Dia mengaku tak punya nomor HP-nya.
"Nggak. Nggak ada kabar juga. Mau ngehubungin nggak ada nomornya," ujar Putra.
Saat dirinya ramai dibantu orang, Putra merenovasi rumahnya dari uang donasi tersebut. Rumahnya yang dulu kecil akhirnya bisa menjadi cukup luas.
"Aku renovasi sudah dua tahun lebih karena viral, dari temen temen wartawan juga kan bantu. Itu bisa bikin rumah dan habisnya lumayan. Itu rumah hasil jerih payah Putra. Semuanya direnov. Kan tadinya kecil, terus pindah ke belakang ya, direnovasi," jelas Putra.
Saat ini, Putra bersyukur lantaran banyak pihak yang membantunya. Putra juga mengaku mendapatkan fasilitas kontrakan dari Pemprov Tangerang Selatan.
"Yaa lumayan (dapat bantuan). Ada dari pemerintah, Putra dikontrakin rumah. Tapi lihat kondisi rumah, kalau kecil ya Putra misah dari kakak. Soalnya, kan paling cukup lima orangan, sementara ada adik, ada ponakan. Jadi nggak sepenuhnya bisa masuk. Dari ibu-ibu majelis kasih bantuan makanan, baju, uang," jelas Putra.
"Yaa aku sih gimana lagi kan, mau sedih rumah kebakar, mau seneng rumah kebakar. Ya sudah, biasa saja," sambung dia.
Terakhir, Putra meminta bantuan kepada semua pihak untuk membiayai adiknya. "Aku sih pengin minta bantuan dari semuanya. Buat biaya adik Putra, terus beli lemari baju. Ya insyaallah bisa ke depannya," pungkas Putra.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini