Sebanyak 610 sekolah di Jakarta akan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara bertahap mulai besok (30/8). Beragam komentar pro dan kontra dari orang tua murid mewarnai menjelang dimulainya sekolah tatap muka.
"Sebenarnya bagus, karena kasihan kalau lihat anak jenuh, stres sekali. Pembelajaran daring sama langsung kan beda, selain itu anak bisa ketemu teman di sekolah," ujar salah satu orang tua siswa, Ismail (38), saat ditemui detikcom, Minggu (29/8/2021).
Dua anak Ismail bersekolah di daerah Jakarta Utara, yaitu di SMP 129 Tanjung Priok dan SDN Harapan Indah. Sekolah-sekolah ini belum menerapkan pembelajaran tatap muka besok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejauh ini belum, masih belajar di rumah. Ya, tentunya semoga segera bisa tatap muka. Kalau prokes, ya itu memang harus ditaati sekali supaya aman," ujarnya.
![]() |
Senada dengan Ismail, Nini (35) menyambut baik kebijakan pembelajaran tatap muka. Nini menyebut anaknya bahagia bisa sekolah tatap muka lagi.
"Saya sih senang-senang aja. Anak juga antusias begitu ada wacana sekolah tatap muka. Kangen teman-teman katanya," katanya.
Nini juga menginginkan agar protokol kesehatan yang diterapkan dalam pembelajaran tatap muka harus semakin ketat karena besarnya potensi kerumunan yang ditimbulkan saat sekolah dibuka nanti.
"Kalau nggak (ketat) nggak saya izinkan," katanya.
Sedikit berbeda, Syukron (40) mengaku masih waswas atas pembelajaran tatap muka ini karena pandemi COVID-19 masih berlangsung.
"Anak saya soalnya gampang sakit. Tapi balik lagi, kalau prokesnya ketat harusnya aman," kata Syukron.
Menurutnya, jika harus selalu tatap muka, potensi penularan virus akan semakin tinggi. Dia menyarankan agar belajar tatap muka dilakukan secara bergantian dengan belajar daring.
"Menurut saya bagusnya selang-seling. Misalnya 3 hari masuk, 2 hari di rumah. Biar nggak jenuh juga dan nggak tiap hari keluar rumah terus," katanya.
Disdik DKI angkat bicara soal sekolah tatap muka. Simak di halaman berikutnya
Lihat juga Video: Persiapan PTM, Para Siswa SMP di Ciamis Divaksinasi Covid-19
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan seluruh tenaga pendidik maupun siswa wajib divaksinasi COVID-19 sebelum menjalankan PTM terbatas. Sejauh ini, angka capaian vaksinasi tenaga pendidik DKI Jakarta sebesar 85,15%, sedangkan untuk peserta didik 94,03%.
Selain itu, apabila warga sekolah terindikasi terpapar COVID-19, satuan pendidikan tersebut ditutup selama 3 hari dan pembelajaran dilaksanakan secara daring. Satgas COVID-19 di sekolah akan melakukan koordinasi dengan Satgas COVID-19 Kelurahan dan berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan penyemprotan disinfektan, termasuk melakukan tracing kepada warga sekolah yang berkontak erat.
Di samping itu, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta melakukan pembinaan terhadap satuan pendidikan yang ingin melaksanakan PTM Terbatas tahap selanjutnya. Kemudian, satuan pendidikan mengisi asesmen dan mengikuti pelatihan terlebih dahulu untuk memastikan kesiapan pelaksanaan PTM Terbatas.
"Asesmen dan pelatihan ini dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian dalam melaksanakan PTM Terbatas pada masa pandemi untuk mengurangi risiko terpapar COVID-19 pada warga sekolah. Orang tua atau wali peserta didik pun tetap dapat memilih PTM Terbatas atau pembelajaran secara daring bagi anaknya," kata Nahdiana.