Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipuja-puji para ketua umum partai politik koalisi pemerintah. Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mengatakan utang pemerintah semakin membengkak di tengah puja-puji para ketum parpol itu.
"Wajar pujian itu, kan satu koalisi. Karena sisi yang dilihat yang positif. Tapi sisi utang luar negeri yang membengkak, indeks demokrasi yang turun hingga jumlah kematian akibat COVID-19 yang lebih dari 130 ribuan orang adalah fakta lain yang mesti dikritisi," kata Mardani kepada wartawan, Sabtu (28/8/2021).
Sebagai informasi, berdasarkan data Bank Indonesia, pada triwulan II atau sejak April hingga Juli 2021 Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai USD 415,1 miliar atau setara Rp 5.964 triliun. Jumlah utang tersebut menurun 0,1% dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni USD 415,3 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali ke Mardani. Dia mengatakan Jokowi harusnya bisa berbuat lebih karena memiliki dukungan politik yang kuat di DPR. Dia menilai kebijakan Jokowi dalam mengatasi pandemi harusnya bisa lebih efektif.
"Mestinya dengan kekuasaan dan dukungan politik yang besar, Pak Jokowi bisa bekerja lebih efektif dan lebih bisa menjaga negeri," ucapnya.
Dia menjamin PKS tetap berada di luar pemerintahan. Menurutnya, PKS tetap mengawal pemerintah lewat kritik terhadap kebijakan yang negatif agar pemerintah tak mudah berpuas diri.
"PKS istikamah mengawal Pemerintah dengan kritik yang solutif dan konstruktif, karena itu PKS akan terus lihat sisi negatif agar Pemerintahan Pak Jokowi tidak berpuas diri," ujarnya.
Simak video 'Prabowo: Kepemimpinan Jokowi Efektif, Saya Akui-Hormat!':
Simak pujian untuk Jokowi dari para petinggi parpol di halaman berikutnya.
Megawati-Prabowo Puji Jokowi
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri mengatakan dirinya dan Jokowi pernah berbincang masalah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan upaya vaksinasi untuk mengatasinya. Di tengah perbincangan itu, Megawati juga sempat meminta Jokowi tetap tegar.
"Barusan telah disampaikan oleh Bapak (Presiden Jokowi) situasi kondisi yang namanya berjalan dari negara kita tercinta, Republik Indonesia. Apa yang Bapak Presiden tadi katakan, kalau Bapak belum lupa, kita pernah berbincang mengenai pandemi dan vaksinasi," kata Mega dikutip dari video yang diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu (28/8).
Video itu merekam kegiatan pertemuan Presiden Jokowi dengan pimpinan partai politik koalisi di Istana Negara pada 25 Agustus lalu. Dalam kesempatan tersebut, Mega mengatakan dirinya meminta Presiden Jokowi tegar karena masalah COVID-19 terjadi tak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
"Waktu bertemu, saya bilang, 'Bapak yang tegar'. Saya bilang, 'Ini tidak hanya kita saja, seluruh dunia'. Kita belum tahu kecepatan antara vaksinasi dan artinya sebagai bagian dari pengobatan dan meruntuhkan virus ini berapa lama," ujar Mega.
Tak hanya itu, Megawati juga memuji Jokowi sudah berada di jalur yang betul. Dia juga memuji Jokowi yang selalu mengingatkan prokes.
"Mengapa ada yang sudah divaksinasi bertanya, kok kena lagi. Karena ya sudah lupa kehati-hatian. Yang sangat populer sekarang adalah prokes. Itu sangat benar, Bapak. Kita sudah benar," ucap Mega.
"Makanya saya bilang tadi, jalur kita sudah betul. Apa yang membuat kita bisa seperti tadi yang Bapak katakan, karena ini menurut saya kita punya Pancasila. Pancasila ini kalau di lapangan gotong royong, alhamdulillah," lanjut Mega.
Tak hanya Megawati, Prabowo Subianto juga memuji kebijakan Presiden Jokowi. Tak hanya dinilai berada di jalur yang benar, Prabowo juga memuji Jokowi yang memimpin dengan efektif.
"Tapi kami rasa bahwa dengan suara-suara yang ingin memperkeruh keadaan, itu tidak perlu dihiraukan. Kita sudah berada di jalan benar. Jadi kepemimpinan Pak Jokowi efektif, Pak. Saya mengakui itu dan saya hormat sama Bapak," kata Prabowo.
"Saya lihat, saya saksi, saya ikut dalam kabinet kepemimpinan, keputusan-keputusan Bapak cocok untuk rakyat kita. Saya kira bagus. Tim kita di kabinet cukup kompak dan kita kerjanya baik, Pak," ujar Prabowo.