Atlet powerlifting Indonesia, Ni Nengah Widiasih, berhasil menyumbangkan medali pertama di Paralimpiade Tokyo 2020. Pihak keluarga mengaku bangga dan menceritakan bagaimana perjuangannya.
"Pasti senang dan bangga ya (dia berhasil dapat medali), karena sudah mengharumkan nama bangsa Indonesia, dan keluarga juga," kata kakak kandung Ni Nengah Widiasih, Gede Suantaka, kepada wartawan, Jumat (27/8/2021).
Suantaka menuturkan adiknya menggeluti olahraga angkat besi sejak SMP. Sebelumnya, Suantaka sendiri yang menggeluti bidang tersebut. Setelah itu, adiknya juga ikut latihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak SMP dia ikut latihan, karana pada saat itu ada kejuaraan di Bali, dia ikut (kemudian dapat) juara satu. Setelah itu dia juara satu lagi, baru kemudian diikuti PON, terus ditarik untuk Pelatnas. Jadi dia mulai ikut itu tahun 2006," jelasnya.
Ni Nengah Widiasih lahir di Karangasem, Bali. Sejak SMP, Ni Nengah Widiasih sudah berada di Denpasar. Ia kemudian tinggal di Yayasan Pembina Anak Cacat (YPAC) Bali. Di tempat ini juga Ni Nengah Widiasih melakukan latihan.
"Latihan kebetulan ada dulu di YPAC untuk latihan, hanya saja fasilitasnya belum memadai. Tapi kadang kan kita beberapa minggu sekali test rekor, jadi kita harus ke tempat gym. Sejak kecil orangnya penuh semangat dan pekerja keras," katanya.
Suantaka menuturkan, adiknya itu pertama kali mengikuti Paralimpiade di Brasil. Saat itu sudah berhasil mendapatkan medali perunggu. Meski begitu, Suantaka mengungkap bahwa perjuangan adiknya tidak mudah.
"Perjuangan yang tidak mudah, dari latihan dia kan harus sekolah, datang dari sekolah harus latihan sampai malam. Kadang latihannya kan bukan di tempat khusus latihan seperti itu. Kadang latihannya di tempat gym, orang-orang melihatnya juga aneh kadang, disabilitas (malah) gym," kata dia.
Suantaka mengungkap, berbagai prestasi yang ditorehkan oleh NI Nengah Widiasih juga berdampak pada ekonomi keluarga.
"(Dampak) secara ekonomi pasti ada, kebetulan kan kalau meraih prestasi pemerintah sudah menyamaratakan dengan yang normal," jelasnya.
Sebelumnya, kontingen Indonesia meraih medali pertama di Paralimpiade Tokyo 2020. Ni Nengah Widiasih meraih perak dari cabor powerlifting kelas 41 kilogram.
Bertanding di Tokyo International Forum, Kamis (26/8/2021), atlet asal Bali itu mencatatkan angkatan terbaik 98 kg.
Widi, panggilan karibnya berhasil di angkatan pertama usai mengangkat 96 kg. Sempat akan mengangkat 98 kg pada angkatan keduanya. Namun gagal. Sebelum akhirnya pada percobaan ketiga, Widi berhasil memperbaiki angkatan terbaiknya dengan mengangkat 98 kg.
Atas catatan itu, Widi menempati peringkat kedua dan meraih medali perak. Sekaligus medali pertama untuk Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020.
Lihat juga video 'Daftar Atlet Paling Banyak Dibicarakan di Twitter Selama Olimpiade':