.webp)
Skema 3 pasangan capres-cawapres 2024 tanpa melibatkan Partai Demokrat dan PKS ramai diperbincangkan publik. Partai Demokrat berharap Pilpres 2024 tidak diikuti 2 pasangan calon saja.
"Membahas proyeksi peta koalisi Pilpres 2024 saat ini tentunya masih terlalu dini dan prematur, sebagaimana kita ketahui bersama dinamika dalam politik sangat tinggi dan cair," kata Sekretaris Bappilu Demokrat, Kamhar Lakumani, Rabu (25/8/2021).
"Namun jika ada spekulasi yang berkembang terkait utak-atik dan proyeksi peta koalisi 2024, sah-sah saja sebagai diskursus politik," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demokrat berpandangan dan berpendirian bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk membahas Pilpres 2024 karena pandemi COVID-19. Demokrat mengaku fokus membantu masyarakat terdampak pandemi.
Meski demikian, Demokrat mengaku belajar dari Pilpres 2014 dan 2019. Gesekan amat kencang bisa terjadi jika hanya ada 2 pasangan capres-cawapres. Karena itu, Demokrat berharap setidaknya ada 4 paslon di Pilpres 2024.
"Ke depan kita berharap tiga atau empat paslon Pilpres 2024 untuk mengeliminir politik identitas sekaligus memberi kesempatan lebih banyak pilihan bagi rakyat dan kesempatan bagi putra-putri terbaik bangsa untuk tampil di pentas kepemimpinan nasional," kata Kamhar.
Dalam skema yang ramai diperbincangkan, ada pemetaan kursi tujuh partai di parlemen yang disebut mendukung pemerintah Presiden Jokowi. Petanya sebagai berikut:
PDIP = 128 kursi
Golkar = 85 kursi
Gerindra = 78 kursi
NasDem = 59 kursi
PKB = 58 kursi
PAN = 44 kursi
PPP = 19 kursi
Partai Demokrat, yang memiliki 54 kursi dan PKS 50 kursi di DPR, berada di luar pemerintahan Presiden Jokowi. Jika dipersentasekan, koalisi partai pendukung Presiden Jokowi itu sama dengan 82%, sedangkan Demokrat dan PKS jika digabungkan hanya 15%.
PDIP+Gerindra = 31,87%
Golkar+NasDem = 21,36%
PKB+PAN+PPP = 21,05%
Lihat juga video 'Ramai Baliho Politisi untuk Pilpres 2024? PD: Tak Pantas, Belum Saatnya':
