Geothermal Bali Jalan Terus

Denpasar - Pemerintah bersikeras untuk terus melanjutkan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) di Bedugul, Tabanan, Bali, meskipun masyarakat dan DPRD Bali telah menolak proyek tersebut. "Rapat antara Menteri Dalam Negeri, Gubernur Bali dan Bupati Buleleng dan Tabanan memutuskan proyek tetap berjalan karena kita harus menghormati kontrak tersebut," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro usai membuka Seminar Nasional Sumber Daya Panas Bumi di hotel melia Bali, Nusa Dua, Bali, Senin (3/04/2006). Pemerintah Indonesia menandatangani proyek yang dikerjakan oleh PT Bali Energi sekitar tahun 1990-an. Investasi yang ditanamkan dalam proyek ini sebesar US$ 40 juta mulai dari eksplorasi tiga buah sumber panas bumi hingga ganti rugi pembebasan lahan. Proyek tersebut sempat mandek pada tahun 1997 karena dihantam dampak krisis moneter. Proyek ini dilanjutkan kembali pada masa pemerintahan Megawati tahun 2002. Namun proyek tersebut kini ditolak oleh masyarakat Bali dengan alasan akan merusak kesucian pura di sekitar geothermal. Yusgiantoro mengatakan masyarakat Bali tidak bisa memberhentikan proyek tersebut karena geothermal di Bali adalah kontrak yang ditandatangani sebelum keluarnya Undang-Undang No 27 tahun 2003 tentang panas bumi. "Kontrak lama harus dihormati dengan menggunakan aturan lama. Kalau ada peraturan baru yang berlaku adalah proyek ke depan. Kontrak sebelum peraturan baru maka itu harus berlaku adanya berdasarkan peraturan yang berlaku pada waktu itu," katanya. Rencananya pemerintah juga akan membangun pembangkit listrik di Bali bertenaga batubara dan gas. "Bali harus bisa mandiri dalam hal listrik," demikian Purnomo. (asy/)