AHY: Buzzer Jadi Profesi Baru yang Kerjanya Tebar Fitnah

AHY: Buzzer Jadi Profesi Baru yang Kerjanya Tebar Fitnah

Tim detikcom - detikNews
Senin, 23 Agu 2021 18:15 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membantah pernyataan KSP Moeldoko yang menyebut ada tarikan ideologis di tubuh Partai Demokrat.
Agus Harimurti Yudhoyono (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyoroti 'post-truth politics'. Era itu, menurut AHY, ditandai dengan adanya buzzer.

"Post-truth politics. Politik fitnah dan saling 'membunuh karakter' memang bukan sesuatu yang baru. Tapi di era yang semakin digital ini, post-truth politics sangat mudah untuk diorkestrasi secara membabi buta. Hoax, black campaign, hate speech, dan berbagai format disinformasi lainnya, seolah menjadi norma baru dalam kehidupan demokrasi kita," kata AHY, dalam pidato politiknya, Senin (23/8/2021).

AHY menyebut buzzer di era demokrasi ini kian mengerikan. Dia bahkan mengatakan buzzer menjadi profesi baru saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengerikan, ketika mengetahui bahwa hari ini sangat mudah bagi siapa pun menjadi korban fitnah, tanpa daya untuk mengklarifikasinya, kebohongan yang berulang-ulang, cepat atau lambat akan menjadi kebenaran baru. Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, juga penetrasi media sosial yang semakin luas, seharusnya diikuti dengan kesadaran kita untuk menggunakannya secara lebih hati-hati dan bertanggung jawab," ujarnya.

"Kenyatannya justru sekarang ada profesi baru, yaitu pasukan buzzer yang memang pekerjaannya adalah memproduksi dan menyebar fitnah dan kebohongan termasuk menghabisi karakter seseorang atau suatu kelompok yang dianggap berbeda sikap dan pandangan dalam situasi seperti ini," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

AHY mengatakan pers sangat diperlukan untuk menjadi referensi objektif dalam setiap info yang beredar. Apalagi di tengah masifnya penyebaran informasi di dunia maya.

"Kehadiran pers yang independen dan kredibel sangat dinantikan untuk menjadi referensi objektif bagi masyarakat di tengah-tengah tsunami informasi dan disinformasi di dunia maya," ujarnya.

"Demokrasi seharusnya jadi diving force dalam pembangunan dan kemajuan bangsa, sebaliknya bisa buat mundur ke belakang jika demokrasi dijalankan secara serampangan, apalagi jauh dari nilai-nilai kebenaran keadilan dan kemanusiaan," imbuh AHY.

Lihat Video: AHY: Menyakitkan Jika Masukan-Pandangan Dianggap Bentuk Perlawanan

[Gambas:Video 20detik]



(eva/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads