Pemerintah berhasil mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Afghanistan menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara (AU). Total ada 26 WNI, 5 WN Filipina dan 2 WN Afghanistan.
"Dalam misi evakuasi ini juga ikut lima warga Filipina yang memang pemerintahannya meminta bantuan untuk ikut diangkut dalam misi evakuasi Indonesia. Bantuan membawa WNA dalam misi evakuasi bukan pertama kali dilakukan. Ini merupakan kewajiban kemanusiaan yang harus dilakukan," kata Menlu Retno Marsudi, saat konferensi pers, Sabtu (21/8/2021).
Ternyata, proses evakuasi tersebut tidak berjalan mulus. Ada beberapa kendala yang terjadi selama proses penjemputan. Simak beberapa fakta selama proses evakuasi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan Pakai Pesawat Militer
Menlu Retno mengatakan awalnya rencana evakuasi WNI tidak menggunakan pesawat militer. Namun dengan beberapa pertimbangan akhirnya pemerintah sepakat memakai pesawat militer.
"Awalnya evakuasi direncanakan dilakukan menggunakan pesawat sipil. Namun, di tengah jalan, rencana tersebut harus Kita sesuaikan karena kondisi lapangan yang berubah. Dan sesuai koordinasi dengan Panglima TNI, diputuskan evakuasi menggunakan pesawat militer," ucap Retno.
Retno menyebut semua proses pembahasan dan rencana evakuasi dilaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa menteri terkait. Proses penjemputan WNI juga sudah melalui diskusi matang dengan sejumlah pihak.
Retno mengungkapkan pesawat TNI Angkatan Udara (AU) berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma pada 18 Agustus 2021 pukul 06.00 WIB. Pesawat tersebut menempuh jalur paling cepat menuju Kabul, dengan transit di Islamabad, Pakistan.
"Rute yang ditempuh pesawat adalah Jakarta-Aceh-Kolombo-Karachi-Islamabad-Kabul. Dari awal keberangkatan pesawat memang dirancang untuk bermalam di Islamabad. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan bahwa, penerbangan Islamabad-Kabul sangat pendek, yaitu sekitar satu jam atau kurang dari satu jam, dan pesawat dapat bergerak cepat jika kesempatan landing diberikan waktu-waktu," ungkapnya.
Kendala Urus Izin Landing di Kabul
Saat pesawat TNI AU terbang, petugas di Jakarta mengurus izin terbang. Termasuk izin terbang dan izin mendarat di Islamabad. Proses berjalan dengan baik hingga pesawat TNI AU tiba di Islamabad.
Pesawat TNI AU itu akhirnya mendarat di Islamabad pada 18 Agustus pukul 20.27 waktu setempat. Setelah pesawat mendarat, pemerintah Indonesia mengurus izin mendarat di Kabul.
Menurut Retno, awalnya izin mendarat di bandara Kabul diagendakan pada 19 Agustus 2021 pukul 04.10 waktu setempat. Namun sempat tidak jadi karena situasi yang tidak kondusif.
"Koordinasi terus dilakukan untuk mengurus izin landing pesawat di Bandara Hamid Karzai, Kabul. Semula kita berhasil mendapatkan slot mendarat untuk 19 Agustus pagi sekitar pukul 04.10. Namun izin tersebut kemudian ditarik dan ditunda karena adanya perkembangan lapangan yang tidak kondusif," kata Retno.
Simak fakta selengkapnya di halaman berikut
Menlu Retno Koordinasi Beberapa Menlu Negarai Lain
Setelah mendapat kabar izin mendarat di Kabul ditarik, Retno langsung memimpin rapat koordinasi dengan tim di Jakarta, Islamabad, dan Kabul untuk mematangkan rencana proses evakuasi ini. Koordinasi juga dilakukan ke sejumlah negara.
"Pada 19 Agustus pukul 11.00, saya memimpin rapat koordinasi yang diikuti oleh tim Jakarta, Islamabad, dan Kabul guna melakukan asesmen kondisi di Afghanistan, mendetailkan kembali rencana evakuasi, serta upaya untuk mendapatkan izin landing yang baru," katanya.
"Selain koordinasi pada working level, komunikasi juga saya lakukan secara langsung dengan Menteri Luar Negeri Turki, Menteri Luar Negeri Norwegia, pihak Belanda, Amerika Serikat, dan NATO. Proses ini adalah proses yang tidak mudah, dan memerlukan koordinasi yang kuat. Tanggal 20 Agustus dini hari diperoleh informasi izin landing yang baru telah diperoleh," sambung Retno.
Sempat Terjadi Dinamika saat Pesawat TNI AU Berada di Kabul
Hingga akhirnya pesawat TNI AU memperoleh izin landing di Kabul pada 20 Agustus dini hari, pesawat TNI AU bergerak terbang ke Kabul dari Islamabad pukul 04.10 waktu setempat. Lalu, tiba di Kabul pukul 05.17 waktu setempat, rencananya pesawat berada di bandara Kabul hanya 30 menit. Namun, kata Retno, terjadi dinamika sehingga pesawat TNI AU berada di Kabul hingga kurang-lebih dua jam.
"Tiba di Kabul 05.17, rencana awal pesawat hanya berhenti selama 30 menit. Namun kembali terjadi dinamika sehingga pesawat berada di bandara Kabul selama kurang-lebih dua jam," kata Retno.
Setelah dua jam, pesawat terbang meninggalkan Kabul pukul 07.10 waktu setempat menuju ke Islamabad. Kemudian pesawat tiba di Tanah Air Sabtu pagi.
"Pesawat TNI Angkatan Udara terbang dari Kabul pukul 07.10 dan tiba kembali di Islamabad pukul 08.11 waktu setempat untuk melakukan pengisian bahan bakar dan kemudian kembali terbang mengenakan rute yang sama. Dan alhamdulillah pesawat sudah tiba kembali di Bandara Halim Perdanakusuma pada pagi hari ini 21 Agustus 2021," jelas Retno.
Simak Video "Perjuangan Evakuasi WNI dari Afghanistan, Pesawat Tertahan di Kabul 2 Jam"
[Gambas:Video 20detik]
(eva/eva)