Benarkah Taliban Sudah Berubah? Ini Kata Analis Konflik Timur Tengah

Benarkah Taliban Sudah Berubah? Ini Kata Analis Konflik Timur Tengah

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 20 Agu 2021 13:45 WIB
Taliban Bunuh Keluarga Jurnalis DW di Afganistan
Taliban memburu keluarga jurnalis DW. (DW News)
Jakarta -

Taliban berhasil menduduki Afghanistan dan berjanji menciptakan pemerintahan yang menghormati kaum perempuan. Janji ini dinilai sebagai 'wajah politik' yang ingin ditampilkan Taliban untuk menunjukkan adanya perubahan.

Hal ini disampaikan oleh Alto Labetubun, seorang analis konflik dan keamanan yang berfokus pada isu konflik di Timur Tengah. Alto menjelaskan bahwa Taliban saat ini masih memakai ideologi yang sama dengan era pemerintahan Taliban 1996-2001.

"Ideologi yang dipakai Taliban saat ini adalah ideologi yang mendudukkan posisi perempuan tidak sejajar dengan laki-laki, bahkan perempuan dipaksa untuk menutupi diri di rumah maupun dalam pakaian. Hal ini dipraktikkan sejak munculnya Taliban di dan pasca-perang Mujahiddin tahun '79-'89. Kemudian, Taliban adalah aliansi dari suku-suku di Afghanistan dan di perbatasan Afghanistan-Pakistan yang sangat konservatif di mana perempuan memang diposisikan sangat rendah dibanding laki-laki," kata Alto saat dihubungi, Jumat (20/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Dia menduga Taliban hanya pencitraan belaka. Alto meyakini ideologi Taliban yang sekarang masih sama seperti dulu.

"Dengan demikian, maka apa yang dilakukan sekarang adalah sesuatu hal yang baru dari Taliban sekarang, akan tetapi saya menduga ini hanya optik alias wajah politik yang ditunjukkan Taliban sekarang dan bukan merupakan cerminan adanya perubahan dari sisi praktik ideologi mereka," lanjutnya.

Selain itu, Alto meyakini Taliban tidak akan melakukan ekspansi ke luar Afghanistan. Tujuan ini berbeda dengan Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama Bin Laden.

"Taliban tidak pernah bertujuan untuk melakukan ekspansi keluar dari Afghanistan karena tujuan mereka hanya menguasai Afghanistan. Ekspansi yang terjadi pada waktu pre-9/11 adalah ekspansi yang dilakukan oleh Al-Qaeda di bawah pimpinan Osama bin Laden," ulasnya.

Alto juga menilai kemenangan Taliban ini tak akan berpengaruh banyak bagi gerakan terorisme di Indonesia. Namun, glorifikasi dari kemenangan Taliban bisa dimanfaatkan oleh kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda untuk mencari pendanaan.

"Tidak akan berpengaruh banyak. Yang bisa dieksploitasi dari kejadian ini adalah narasi kemenangan Islam melawan imperialisme barat akan dipakai oleh beberapa kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda demi pencarian dana dan dukungan di Indonesia. Tapi tidak akan menjadi inspirasi bagi munculnya serangan teror di Indonesia," tuturnya.

Simak video 'Taliban Buka Pintu Hubungan Internasional, tapi...':

[Gambas:Video 20detik]



Taliban Janjikan Pemerintahan yang Berbeda

Sebelumnya, Taliban berjanji tidak melakukan 'balas dendam' terhadap lawan-lawan mereka di Afganistan. Hal itu disampaikan dalam konferensi pers perdana yang mereka gelar.

Dilansir dari AFP, Rabu (18/8/2021), pengumuman Taliban disampaikan setelah kembalinya salah satu pendiri mereka, Mullah Abdul Ghani Baradar, ke Afganistan. Kelompok itu kembali berkuasa setelah digulingkan dalam invasi yang dipimpin AS hampir 20 tahun lalu.

Sejumlah toko di Kabul telah dibuka dan gerilyawan meminta staf pemerintah untuk kembali bekerja. Penduduk bereaksi dengan hati-hati dan beberapa wanita turun ke jalan.

Puluhan ribu orang telah mencoba melarikan diri dari negara itu karena takut terhadap pemerintahan Islam garis keras yang diperkirakan bakal dilakukan Taliban. Mereka takut akan pembalasan langsung karena berpihak pada pemerintah yang didukung Barat yang berkuasa selama dua dekade terakhir.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan rezim baru akan 'berbeda secara positif' dari masa kepemimpinan mereka pada 1996-2001, yang terkenal dengan kematian rajam dan melarang perempuan bekerja dengan laki-laki.

"Kalau soal ideologi, keyakinan, tidak ada bedanya, tapi kalau kita hitung berdasarkan pengalaman, kedewasaan, dan wawasan, pasti banyak perbedaannya," kata Mujahid.

Namun, sejumlah warga berusaha meninggalkan negara itu. Misalnya pemerintah Indonesia yang telah mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Afghanistan. Evakuasi dilakukan hari ini menggunakan pesawat TNI AU.

"Alhamdulillah, Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi WNI dari Kabul, Afghanistan dengan pesawat TNI AU," kata Menlu Retno LP Marsudi, melalui akun Twitter-nya, Jumat (20/8/2021).

Halaman 2 dari 2
(rdp/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads