Mural bertulisan 'Wabah Sebenarnya Adalah Kelaparan' juga muncul di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Mural tersebut telah dihapus Satpol PP.
Mural 'Wabah Sebenarnya Adalah Kelaparan' itu ada di Jalan RE Martadinata, Banjarmasin. Satpol PP mengungkap sejumlah alasan mural itu dihapus.
"Tulisan yang ditulis oknum tidak dikenal ini langsung kami hapus. Malam Kamis sudah dilakukan penghapusan dan dilakukan pengecatan ulang," kata Kepala Satpol PP dan Damkar Kota Banjarmasin, Ahmad Muzaiyin, Jumat (20/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semata-mata untuk mencegah kesalahan persepsi dan menimbulkan multitafsir," tambahnya.
Mural 'Wabah Sebenarnya Adalah Kelaparan' itu tertulis dengan huruf berwarna hijau dan stroke hitam serta berlatar kuning. Di sudut kiri, tertulis kalimat 'Seni Bukan Kriminal'.
Muzaiyin mengatakan mural tersebut dihapus juga untuk membersihkan ruang publik dari coret-coretan yang dinilai merusak keindahan tata kota. Diketahui, lokasi mural tersebut juga tak jauh dari Balai Kota Banjarmasin.
Dia mengatakan pihaknya tidak menghalangi warga untuk berekspresi. Namun dia mengingatkan untuk sama-sama menjaga keindahan kota maupun fasilitas ruang publik.
"Harapan kita ruang publik dan fasilitas umum lainnya dipelihara dengan baik dan terbebas dari aksi corat-coret, terutama hal-hal yang berkaitan menimbulkan kesalahan persepsi. Intinya kami berharap ada kepedulian warga kota untuk menjaga keindahan dan kenyamanan kota kita juga," sambungnya.
Mural Serupa di Ciledug
Mural 'wabah sesungguhnya adalah kelaparan' juga sempat muncul di Ciledug, Tangerang. Mural tersebut pun sudah dihapus.
"Iya benar (dihapus)," ujar Camat Ciledug Syarifuddin kepada wartawan, Kamis (19/8).
Mural tersebut berada di sebuah pintu seng yang terletak di Jalan Wahidin Sudiro Husodo, Ciledug, Kota Tangerang. Mural itu dihapus pada Selasa (17/8).
Syariffudin mengatakan mural itu dihapus karena tidak ada izin. Kemudian, mural 'wabah sesungguhnya adalah kelaparan' dinilai melanggar etika.
"(Mural berada di) lahan orang, pintu masuk gerbang orang. Ya kita boleh berinovasi, berkreasi tapi kan harus tempatnya yang benar. Jangan di lahan orang di pintu masuk orang," ujar Syarifuddin.
Simak video 'Warga Kecewa Mural 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' Dihapus':