Bicara Nilai-nilai Pancasila, Bamsoet Singgung Kisah Agus Salim

Bicara Nilai-nilai Pancasila, Bamsoet Singgung Kisah Agus Salim

Yudistira Imandiar - detikNews
Rabu, 18 Agu 2021 15:42 WIB
Bambang Soesatyo
Foto: MPR
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyatakan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI merupakan bentuk vaksinasi ideologi bagi masyarakat Indonesia. Ia mengatakan vaksinasi ideologi Pancasila bertujuan untuk meningkatkan ketangguhan agar tidak mudah terinfeksi oleh nilai-nilai yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.

"Keberhasilan menjadi individu yang ber-Pancasila tidak sekadar diukur dari hapalnya masing-masing atas isi kelima sila Pancasila. Melainkan terwujud dalam perilaku keseharian. Ketika setiap individu bisa mengalokasikan waktu untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, untuk selalu bersikap memanusiakan manusia lainnya dengan adil dan beradab, untuk selalu berusaha menyatukan saudara sebangsa-seTanah Air kita yang berbeda, untuk selalu mengedepankan sikap permusyawaratan dalam menyelesaikan perbedaan dan untuk terus menerus mengikhtiarkan tegaknya keadilan sosial, maka kita sedang mewujudkan Pancasila dalam kehidupan nyata kita," jelas Bamsoet dalam peringatan Hari Konstitusi dan Hari Lahir MPR RI di komplek Majelis Jakarta, Rabu (18/8/2021).

Ketua DPR RI ke-20 ini menyampaikan beberapa kisah kehidupan para pendiri bangsa yang kental dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga patut diteladani. Salah satunya H. Agus Salim, figur seorang diplomat ulung yang tidak malu mengenakan jas lusuh dan bertambal, seorang menteri, dan pendiri bangsa yang sering kekurangan uang belanja. Dalam kehidupan kesehariannya, ungkap Bamsoet, H. Agus Salim tinggal berpindah-pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Salah satu kontrakannya adalah sebuah rumah mungil dengan satu ruangan besar, yang berada di gang sempit dan padat penduduk di bilangan Jatinegara. Begitu pintu dibuka akan ada koper-koper terkumpul di sudut rumah, dan kasur-kasur digulung di sudut lainnya. Di situlah H. Agus salim menerima tamu, makan, dan tidur bersama isteri dan anak-anaknya. Kontrakan yang paling dikenangnya adalah di gang listrik, yang justru harus hidup tanpa listrik gara-gara ia tidak mampu membayar tagihan listrik," ulas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini mengisahkan Agus Salim bahkan tidak punya uang untuk membeli kain kafan bagi anaknya dan menolak pemberian kain kafan baru. Jenazah anaknya dibungkus dengan taplak meja dan kelambu.

ADVERTISEMENT

Bamsoet juga mengulas kisah persahabatan Soekarno dan Mohammad Hatta. Ia menyebut hubungan yang karib antara dua pendiri bangsa itu layak menjadi teladan.

"Jika ingin meneladani persahabatan, Bung Karno dan Bung Hatta dapat dijadikan contoh. Meski sudah tidak bisa bersama lagi, keduanya tetap hangat dan akrab. Padahal mereka berbeda pandangan yang tidak ada titik temunya tentang demokrasi. Pak Kasimo dan Pak Natsir pun demikian, keduanya bisa berboncengan naik sepeda setelah debat sengit di parlemen," tutur Bamsoet.

Sebagai informasi, peringatan Hari Konstitusi dihadiri secara fisik dan virtual oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, Ketua MK Anwar Usman, Ketua BPK Agung Firman Sampurna, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, para Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Ahmad Muzani, Lestari Moerdijat, Jazilul Fawaid, Syarifuddin Hasan, Zulkifli Hasan, Arsul Sani, Fadel Muhammad dan Hidayat Nur Wahid, serta para Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin, Sufmi Dasco Ahmad, dan Rachmat Gobel.

(mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads