Jakarta - Belum ada sikap resmi pemerintah atas kartun SBY yang dimuat The Weekend Australian. Kartun itu sendiri dianggap sampah dan ofensif."Itu sampah. Itu ofensif. Kita tidak mau lihat sampah itu," ujar Jubir Kepresidenan Dino Patti Djalal usai mendampingi SBY di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Sabtu (1/4/2006).Diakuinya, pihaknya sudah mendengar tentang kartun SBY tersebut. Namun dirinya belum melihat gambarnya. Namun setelah dideskripsikan wartawan mengenai gambarnya, Dino pun bergidik.Dia pun menyesalkan karikatur pimpinan Australia yang dimuat sebuah media di Indonesia, sehingga berbuntut pembalasan dari sebuah media Australia dengan memuat kartun SBY."Iya yah, kok jadi kasar gitu yah, wartawan kok jadi saling ledek-ledekan. Suasananya kan jadi nggak enak. Kita nggak menyangka," ucap Dino.Jadi harus disikapi seperti apa, sebab kalau Australia diprotes justru bisa berbalik? "Ya itu juga. Saya belum bisa kasih komentar tentang itu. Nantilah," kata Dino.Diakuinya, pihak Australia melalui kedubesnya di Jakarta sudah mengirim rilis ke Deplu. "Isinya menyesalkan atas terbitnya kartun Presiden SBY hari ini," ujar Dino.The Weekend Australian pada edisi Sabtu 1 April memuat kartun SBY yang digambarkan sebagai anjing sedang menunggangi seorang pria berkulit hitam yang merupakan simbol warga Papua.Kartun itu balasan atas kartun yang dimuat Rakyat Merdeka edisi Senin 27 Maret. PM Australia John Howard dan Menlu Australia Alexander Downer digambarkan sebagai dingo yang sedang bersetubuh. Howard menunggangi Downer.Hubungan Indonesia dan Australia memanas sejak Australia memberikan visa kepada 42 dari 43 warga Papua yang meminta suaka.
(sss/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini