Kemlu RI Bicara dengan Pemimpin Taliban, Minta Perdamaian di Afghanistan

Kemlu RI Bicara dengan Pemimpin Taliban, Minta Perdamaian di Afghanistan

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 14 Agu 2021 21:02 WIB
HERAT, AFGHANISTAN - OCTOBER 14:  Taliban fighters lay down their weapons as they surrender to the government of Herat Province on October 14, 2009 in Western Afghanistan.  More than 40 insurgents handed in their weapons in the wake of an ongoing government security operation which killed the Taliban commander in the Gazara district, Ghulam Yahya Akbari days ago.  (Photo by Majid/Getty Images)
Foto: Kelompok Taliban (Getty Images/Majid Saeedi)
Jakarta -

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia lewat Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Abdul Kadir Jailani berbicara dengan pimpinan Taliban secara virtual. Abdul meminta kepada kelompok Taliban agar perdamaian cepat dilakukan di Afghanistan.

Dalam kesempatan tersebut, Abdul Kadir berbicara dengan Wakil Kepala Kantor Politik Taliban, Abdul Salam Hanafi secara virtual. Dia menyampaikan orang Afghanistan harus menjadi pusat terkait proses perdamaian.

"Berbicara dengan Abdul Salam Hanafi, Wakil Kepala Kantor Politik Taliban di Doha. Saya menekankan bahwa orang Afghanistan harus menjadi pusat dari proses tersebut," kata Abdul seperti dikutip dari akun Instagramnya @akjailani, Sabtu (14/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul Kadir juga meminta agar kelompok Taliban mengedepankan proses perdamaian di Afghanistan. Dia menekankan perdamaian di Afghanistan merupakan hal yang mendesak.

"Proses perdamaian yang dipimpin Afghanistan dan dimiliki Afghanistan perlu dipercepat sebagai hal yang sangat mendesak," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, kondisi di Afghanistan kini semakin memburuk pasca kelompok Taliban bergerak semenjak beberapa bulan terakhir. Berdasarkan informasi, kelompok Taliban pun kini berhasil merebut Kandahar yang merupakan kota terbesar kedua dan Herat yang merupakan kota terbesar ketiga di Afghanistan pekan ini.

Jatuhnya dua kota itu ke tangan Taliban secara efektif menjadikan Kabul sebagai benteng terakhir bagi pasukan pemerintah yang hanya memberikan sedikit perlawanan atau tidak memberikan perlawanan sama sekali di wilayah lainnya.

Para petempur Taliban kini dilaporkan berkemah di lokasi berjarak hanya 50 kilometer dari Kabul, saat negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat (AS) tengah berupaya mengevakuasi para diplomat dan warga mereka dari Afghanistan.

(maa/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads