PAN Minta Pemerintah Tak Abaikan Masukan WHO soal Testing dan Tracing

ADVERTISEMENT

PAN Minta Pemerintah Tak Abaikan Masukan WHO soal Testing dan Tracing

Isal Mawardi - detikNews
Sabtu, 14 Agu 2021 09:05 WIB
Pegadang menjalani test swab PCR di Pasar Petojo Encek, Jakarta, Kamis (11/6/2020). Sebanyak 42 pedagang menjalani test swab pcr yang dilakukan oleh petugas kesehatan puskesmas kecamatan Gambir.
Ilustrasi PCR (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti menurunnya jumlah tes Corona di Indonesia. PAN minta agar pemerintah tak lengah dan meningkatkan jumlah testing serta tracing.

"Saya kira ini yang menjadi perhatian dan kekhawatiran WHO. Sangat pantas untuk diantisipasi dengan berbagai upaya yang diperlukan. Termasuk meningkatkan jumlah testing dan tracing," ujar Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay kepada detikcom, Jumat (13/8/2021).

Anggota Komisi IX DPR RI itu meminta pemerintah memperhatikan saran dan masukan WHO. Termasuk salah satunya terkait penurunan tes Corona di Indonesia yang dikhawatirkan akan berdampak panjang.

"Virus ini kan abstrak. Tidak bisa dilihat. Untuk memastikan di mana penyebarannya, ya diperlukan testing dan tracing. Karena itu, testing dan tracing ini tidak bisa diabaikan," imbuh Saleh.

Penambahan jumlah yang terpapar di luar Jawa dan Bali, tutur Saleh, perlu mendapat perhatian khusus. Pemerintah perlu memperhatikan secara detail perkembangan kasus Corona di luar Jawa dan Bali.

"Dari laporan resmi pemerintah, memang ada kenaikan di beberapa daerah. Nah, itu yang perlu diperhatikan dan ditangani. Kenaikan orang yang terpapar pasti akan memiliki konsekuensi tidak baik, terutama dari sisi kesehatan dan ekonomi," katanya.

Diketahui, WHO menyoroti transmisi atau penularan kasus COVID-19 tertinggi di tujuh provinsi Indonesia. Kalimantan Utara, misalnya, insiden kasus per 100 ribu penduduk (413,9), berada di level penularan komunitas tertinggi bersama enam provinsi lainnya per 2 hingga 8 Agustus 2021.

Daerah Istimewa Yogyakarta (334,8)
Kalimantan Timur (316,8)
Kepulauan Bangka Belitung (271,2)
DKI Jakarta (252,9)
Bali (196,3)
Kepulauan Riau (171,1).

"Meskipun penurunan yang diamati, insiden tiga kali lipat lebih besar dari insiden tertinggi yang tercatat sebelumnya di Februari (31,5 per 100 ribu penduduk). Penting untuk dicatat bahwa, selama periode yang sama, jumlah kasus yang dicurigai diuji menurun dari 4,01 per 1.000 penduduk per minggu menjadi 3,53 per 1.000 penduduk per minggu," tulis laporan WHO per 11 Agustus 2021. Selain itu, WHO memberikan catatan terkait menurunnya jumlah tes Corona di Tanah Air.

(isa/fas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT