Merunut Elektabilitas Megawati yang Sudah Tak Mau Nyapres

Merunut Elektabilitas Megawati yang Sudah Tak Mau Nyapres

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 13 Agu 2021 12:04 WIB
Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan keterangan kepada awak media, Bali, Denpasar, Kamis (8/8/2019). Kongres V PDIP di Bali kembali mengukuhkan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum. Megawati langsung diambil sumpah jabatan di hadapan para kader.
Megawati Soekarnoputri (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Nama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belakangan ini jarang masuk survei bursa calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024. Nama Megawati tercatat masuk bursa capres berdasarkan hasil survei lembaga Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) yang digelar pada akhir April 2021.

Survei ARSC ini digelar pada 26 April hingga 8 Mei 2021 melalui wawancara telepon. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak di 34 provinsi. Margin of error penelitian kurang-lebih 2,9 persen.

Responden diberi pertanyaan 'Dari nama-nama sosok perempuan berikut ini, mana yang menurut Anda layak menjadi presiden di 2024?'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, Megawati menjadi salah satu tokoh di kalangan perempuan yang potensial menjadi capres di 2024. Elektabilitas Megawati dalam survei ARSC sebesar 2,79 persen.

Namun elektabilitas Megawati dalam survei ARSC jauh di bawah kadernya sendiri, yakni Tri Rismaharini atau Risma. Berdasarkan survei ARSC, elektabilitas Risma sebesar 17,66 persen.

ADVERTISEMENT

Elektabilitas Megawati berdasarkan survei ARSC juga masih di bawah putrinya sendiri, Puan Maharani. Elektabilitas Puan sebesar 4,01 persen.

Selain itu, nama Megawati masuk survei Puspoll Indonesia. Berdasarkan survei Puspoll Indonesia, elektabilitas Megawati nasakom alias satu koma, tepatnya 1,2 persen.

Elektabilitas Megawati berdasarkan survei Puspoll Indonesia berada di bawah Ganjar Pranowo (13,8 persen) dan Risma (2,6 persen). Bedanya, justru elektabilitas Puan yang berada di bawah Megawati, yakni 0,5 persen.

Survei Puspoll Indonesia ini dilakukan pada 20-29 April 2021 melalui wawancara tatap muka, dengan menggunakan kuesioner terstruktur.

Total sampel sebanyak 1.600 responden. Margin of error survei ini 2,45 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Lantas, mengapa nama Megawati justru tidak muncul dalam hasil survei yang baru-baru ini diumumkan?

Lihat juga video 'Megawati Ingin 'Hidupkan' Lagi Panggilan 'Bung': Bung Jokowi!':

[Gambas:Video 20detik]



Baca analisisnya di halaman berikutnya.

Pengamat politik Adi Prayitno menilai wajar jika nama Megawati tidak lagi masuk daftar capres berdasarkan hasil survei yang baru-baru ini diumumkan. Salah satu faktornya, menurut Adi, adalah publik menganggap masa keemasan Megawati sudah habis.

"Bu Mega dianggap sudah tidak mau nyapres lagi sejak 2009. Kalaupun nama Bu Mega masuk (survei), pasti ada daftar nama yang disodorkan oleh penyurvei," sebut Adi kepada wartawan, Jumat (13/8/2021).

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno.Adi Prayitno (Dok. Istimewa)

Selain itu, Adi menilai Puan menjadi penyebab Megawati tak lagi menghiasi bursa capres. Adi melihat justru Megawati harus mendampingi Puan menuju Pilpres 2024.

"2024 itu waktunya buat Puan," ucap Adi.

Terpisah, pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, menyebut Megawati sebagai salah satu tokoh yang memiliki peluang besar menjadi capres di Pemilu 2024. Hendri menyebut Megawati tidak bisa diremehkan.

"Waktu KedaiKOPI bikin FGD (focus group discussion), terus kemudian kita survei, itu kalau di klaster perempuan Indonesia capres 2024, itu di surveinya KedaiKOPI Megawati memang masuk, dan nggak boleh dianggap remeh juga karena Megawati Soekarnoputri termasuk tokoh pemegang tiket capres. Jadi kalau dia nggak mau, terserah dia," papar Hendri kepada wartawan.

"Tapi kalau dinilai dari strategis politis, dia ini salah satu yang paling mungkin maju di pencapresan 2024," sambung dia.

Hendri SatrioHendri Satrio (Foto: istimewa)

Hendri pun tak khawatir dengan elektabilitas Megawati saat ini. Pengajar di Universitas Paramadina itu meyakini elektabilitas Megawati akan menanjak jika memang ditetapkan sebagai capres.

"Perihal elektabilitasnya yang masih kecil, saya sih nggak khawatir. Karena, kalau memang nanti benar-benar ditetapkan oleh PDIP, kemudian ditetapkan KPU sebagai capres, ini elektabilitasnya akan naik sendiri. Jadi jangan meremehkan Megawati," terangnya.

Halaman 2 dari 2
(zak/tor)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads