Membedah Sisi Psikologis Dokter Pelaku Kebakaran Maut Gegara Asmara

Membedah Sisi Psikologis Dokter Pelaku Kebakaran Maut Gegara Asmara

Matius Alfons - detikNews
Kamis, 12 Agu 2021 07:45 WIB
Dokter MA tersangka kebakaran maut di Tangerang
Potret dokter yang membakar bengkel (Foto: dok. Polres Metro Tangerang Kota)
Jakarta -

Seorang wanita berinisial MA yang berprofesi sebagai dokter tega menghabisi pacar beserta dua keluarga pacarnya. MA membunuh ketiga korban dengan membakar bengkel milik pacarnya dengan bensin.

Psikolog forensik Reza Indra Giri menyebut tindakan pembakaran yang dilakukan MA tergolong sebagai agresi emosional. Reza menyebut tindakan MA sebagai bentuk ekspresi marah yang dahsyat kepada korban.

"Karena kabarnya didahului cekcok, maka perilakunya tergolong sebagai agresi emosional. Ini bukan kekerasan untuk memperoleh manfaat instrumental, tapi sebagai ekspresi amarah yang dahsyat," kata Reza saat dihubungi, Rabu (11/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reza lantas menyinggung apa sebetulnya alasan di balik aksi pembakaran yang menewaskan tiga orang di sebuah bengkel di Tangerang tersebut. Menurutnya, jika MA memang berencana menghabisi tiga orang sekaligus, tindakannya juga dapat dikategorikan sebagai mass murder.

"Yang perlu didalami adalah apakah pelaku berniat membunuh ataukah mencederai ataukah membuat kerugian finansial pada sasaran? Juga, berapa banyak target manusia yang pelaku incar? Jika dia berencana menghabisi tiga orang sekaligus dalam satu kali gebrak, ini bisa dikategori sebagai mass murder. Ekstrem memang," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Reza mengungkit profesi dokter yang diemban oleh MA. Menurutnya, tindakan MA semakin terlihat dramatis lantaran berprofesi sebagai dokter, yang seharusnya menjadi sosok yang menyembuhkan.

"Sepertinya, status atau profesi pelaku membuat kejadian ini semakin dramatis. Dokter, lazimnya, dianggap sebagai sosok yang menyembuhkan atau menghidupkan. Tapi aksinya justru sebaliknya," ujarnya.

Lebih jauh Reza mengungkap ada beragam alasan di balik pembunuhan yang dilakukan MA terhadap pacar dan keluarga pacarnya. Alasan itu beragam, mulai malu akibat penolakan hingga rasa sedih. "Serbaneka perasaan negatif: malu, takut, marah, sedih," imbuhnya.

Kemudian Reza juga membahas terkait cara MA membunuh dengan membakar. Dia menyebut ada dua maksud MA melakukan pembakaran, yakni pelaku merasa kalah secara fisik jika berhadapan langsung atau pelaku ingin memberikan efek rusak yang maksimal terhadap korban.

"Caranya membunuh, tadi saya pertanyakan, apakah intent-nya memang membunuh? Anggaplah ya. Maka pemilihan instrumen kejahatannya sudah pas: pelaku tidak harus berkonfrontasi secara frontal dengan target. Secara fisik dia kalah. Jadi memang perlu pakai instrumen yang bisa mengatasi kelemahannya itu. Tapi kalau dia bermaksud merusak (saja), pemilihan instrumen didasarkan pada kalkulasi bahwa instrumen mengakibatkan efek destruktif maksimal," tutur Reza.

Simak video 'Api Lalap Bengkel di Cibodas, Tiga Orang Tewas':

[Gambas:Video 20detik]



(maa/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads