Menkes Tak Yakin COVID Cepat Hilang, Bicara Sejarah Ada Virus Stay Tahunan

Menkes Tak Yakin COVID Cepat Hilang, Bicara Sejarah Ada Virus Stay Tahunan

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Selasa, 10 Agu 2021 17:47 WIB
Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tak yakin pandemi COVID-19 akan cepat berlalu. Bahkan, Budi menyebut dalam sejarah ada virus yang bertahan hingga ratusan tahun lamanya.

Budi awalnya mengatakan perlunya menyusun protokol kesehatan terbaru agar masyarakat bisa hidup berdampingan dengan virus Corona.

"Covid-19 ini saya nggak yakin akan hilang cepat. Sejarah membuktikan bahwa virus itu stay-nya ada yang tahunan, puluhan tahun, ada yang ratusan tahun. Artinya apa? Artinya kita harus beradaptasi dengan mereka, caranya gimana? Itu caranya kita harus protokol kesehatan supaya kita bisa beraktivitas normal tapi sehat," kata Budi usai meninjau uji coba pembukaan mal di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (10/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menganalogikan wabah COVID-19 di Indonesia dengan peristiwa penyerangan menara World Trade Center (WTC) pada pada 9 November 2001 silam. Akibat peristiwa itu, sebutnya, pemerintah setempat menyusun protokol keamanan penerbangan baru agar transportasi udara tetap berlangsung.

Menurut Budi, selama 2 tahun pandemi COVID-19 masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan prokes. Namun demikian, perlu adanya upaya lebih agar pemerintah bisa menjamin keamanan masyarakat dari paparan virus Corona.

ADVERTISEMENT

"Itu mesti kita bikin. Tapi saya percaya Manusia bisa. Siapa yang bikin? Antara industri dengan kesehatan. Dulu di transportasi yang bikin adalah di sektor transportasi Udara," jelasnya.

"Tugas saya sebenarnya adalah mendampingi teman-teman yang memiliki mal, yuk kalau mau hidup sehat kita bikin bersama protokol kesehatannya sehingga orang yang beraktivitas di mal tidak merasa ada ancamannya, sama dengan orang yang terbang karena tidak ada ancaman keamanan," lanjut Budi.

Untuk itulah, Budi menegaskan uji coba pembukaan mal ini diperlukan. Tujuannya demi menemukan penerapan protokol kesehatan yang sesuai dengan perkembangan COVID-19 saat ini.

Dia pun menyebut, tak menutup kemungkinan masuk mal harus menyertakan syarat wajib PCR tes atau rapid antigen.

"Kalau ada celah ya kita cari celah itu. Nggak apa, emang awalnya gitu. Jadi kita cek pertama, ini digital jadi nggak bisa pake surat-suratan antigen dan sebagainya. Kalau dia nakal misal pakai handphone istrinya dia pakai," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah melakukan uji coba pembukaan mal atau pusat perbelanjaan selama masa perpanjangan PPKM level 3-4 di Jawa-Bali. Uji coba pembukaan mal dilakukan di sejumlah wilayah PPKM level 4.

"Pemerintah akan melakukan uji coba pembukaan secara gradual untuk mal, pusat perbelanjaan di wilayah dengan level 4 dengan memperhatikan protokol kesehatan," kata Menko Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, hari ini.

Dia mengatakan mal-mal itu akan dibuka dengan kapasitas 25 persen. Uji coba pembukaan mal dilakukan di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang.

"Uji coba pembukaan pusat perbelanjaan mal ini akan dilakukan di Kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dengan kapasitas 25 persen selama seminggu ke depan," ucapnya.

(idn/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads