Bahayanya Mengobati Putus Cinta dengan FWB

e-Life

Bahayanya Mengobati Putus Cinta dengan FWB

dtv - detikNews
Selasa, 10 Agu 2021 06:57 WIB
Jakarta -

Istilah "Friends with Benefits" atau yang lebih sering disingkat sebagai FWB semakin sering dijumpai, terutama di ranah media sosial. FWB ialah hubungan pertemanan yang umumnya disertai keintiman fisik dan yang lainnya, namun tanpa komitmen untuk melanjutkan ke hubungan romantis yang serius.

"Friends with benefits ini adalah seperti ikatan pertemanan seperti biasanya, tapi dengan di dalamnya itu ada keuntungan yang bisa didapatkan. Keuntungannya itu bisa bermacam-macam ya, tergantung dari kesepakatan yang disepakati oleh kedua belah pihak ini. Apakah hanya sekadar untuk sharing atau mungkin untuk sharing makanan, mungkin kan. Atau ke tahap selanjutnya seperti seksual," jelas Sex and Reproductive Health Content Creator, Janofah Chiny di acara e-Life detikcom.

Kerap jadi opsi bagi mereka yang tak ingin merasa 'terikat', hubungan FWB tak seindah dan semudah yang dikira. Permasalahan bisa muncul dari rumitnya mengomunikasikan tujuan hubungan, tumbuhnya ketertarikan romantis yang tak bisa dihindari, hingga risiko pada kesehatan reproduksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kadang mungkin mereka takut menjalin komitmen, kan biasanya kalau pacaran itu ribet kan menurut mereka. Itu faktor yang bisa mereka jalin untuk FWB," kata Janofah.

Saat menjalin hubungan FWB, terkadang tumbuh pula benih-benih cinta yang tak dapat dihindari. Hal ini bisa mengganggu dinamika hubungan FWB, oleh karena itu perlu komunikasi yang jelas di awal sebelum memutuskan menjalin hubungan FWB.

ADVERTISEMENT

"Menurut aku kan memang kalau pas kita mau menjalani FWB itu biasanya di awal mereka udah komunikasi terlebih dahulu. Udah kesepakatan, kayak oh oke kita akan jalani hubungan tapi ini bukan pacaran. Risiko kalau kita jalani FWB, kalau FWB tuh kayak benar-benar ada sekat yang membatasi, nggak boleh sampai kamu punya perasaan, apalagi kayak merasa dia itu adalah punyanya kamu, kayak jadi nggak boleh cemburu," jelas Janofah.

Tak jarang, orang melakukan hubungan FWB sebagai usaha melipur lara setelah putus cinta. Hal ini tidak disarankan oleh Janofah, karena kondisi emosi yang belum stabil.

"Biasanya kan kalau orang yang baru putus cinta itu pemulihannya belum benar-benar terjadi. Jadi ketika dia menjalani hubungan dengan orang lain, bisa aja dia kayak oh aku nyaman nih dengan dia, nanti jadi punya perasaan yang jadinya nggak sesuai dengan nilai yang dari awal dia kesepakatan dia dengan pasangan FWB-nya dia," kata Janofah.

Hubungan FWB juga memungkinkan seseorang untuk sering berganti pasangan dalam melakukan hubungan intim. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan reproduksi.

"Tentu berisiko terhadap infeksi menular seksual. Kalau untuk mencegah, misalnya saat melakukan hubungan seksual, bisa dengan menggunakan kondom. Kemudian juga bisa dengan melakukan rutin pemeriksaan ke dokter. Jadi kalau yang cewek ke dokter SpOG, kalau cowok ke dokter andrologi. Nanti, pokoknya kalaupun misalnya belum tau spesialis dokternya apa, bisa langsung ke rumah sakit, klinik, ataupun ke puskesmas, konsul aja dulu ke dokter umum, nanti diarahkan sesuai dengan keluhan yang dialami," papar Janofah.

Hubungan FWB juga bisa berdampak pada sisi psikologis dari yang menjalaninya. Tak jarang, hubungan FWB juga bisa menyebabkan trauma terkait trust issue dalam menjalani hubungan romantis yang lebih serius.

"Menurut aku, risiko yang terparah itu adalah yang kena ke psikis. Karena, seseorang kalau udah jalanin FWB itu ke depannya bakalan merasa dirinya kayak nggak berharga. Merasa selama ini bisa 'dipakai' untuk seks, tapi tanpa adanya status dan itu ke depannya kayak jadi nggak percaya diri, jadi nggak percaya sama pasangan yang akan datang," kata Janofah.

Pada akhirnya, hubungan FWB yang terlihat sederhana nyatanya tidak lebih mudah dibandingkan hubungan yang berkomitmen romantis. Oleh karena itu, perlu pertimbangan yang matang, komunikasi yang jelas, serta tentunya utamakan kesehatan.

(gah/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads