Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) mengaku tak memiliki data pasien kanker yang sudah tervaksin. Padahal, pasien kanker merupakan golongan yang gampang tertular dan punya angka kematian yang cukup tinggi.
Ketua PERABOI dr. Walta Gautama mengatakan, angka kematian pasien kanker yang terjangkit Covid mencapai puluhan persen. Selain itu, Walta masih menemukan berbagai kendala dalam melakukan vaksin bagi paran pasein kanker.
"Angka kematiannya 4 sampai 5 persen, tadi pada pasien kanker, data di luar negeri itu 26 persen," ucap Walta kepada wartawan, Minggu (8/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kembali lagi ada dua hal, pasiennya takut, lalu tenaga medis yang akan memvaksin juga ragu," imbuhnya.
Selain itu, Walta juga menyesalkan hingga saat ini pihaknya serta pemerintah tidak memiliki data pasien kanker yang sudah divaksin.
"Itu yang kita sesalkan, itu yang kita enggak punya. Kita belum pernah ngumpulin yang vaksinasi ya. Nah di luar negeri enggak ada datanya juga," ucap Walta.
Walta meminta, pemerintah dapat memprioritaskan pasien kanker untuk dapat segera divaksin. Alasannya, angka kematian pasien kanker yang terkena Covid 6 kali lipat lebih tinggi dibanding orang normal.
"Makanya kita memprioritaskan membuat imbauan ke Kemenkes tolong pasien kanker diprioritaskan, karena angka kematiannya 6 kali lipat," ujae Walta.
Oleh karena itu, Walta berharap vaksinasi untuk para pasien kanker dapat diperbanyak jumlahnya.
"Jadi saya bilang mungkin lebih digalakkan lagi supaya pasien-pasien kanker untuk vaksinasi, itu saja harapan saya," tutur Walta.
(gbr/gbr)