Lagi, Saksi Kontraktor Ungkap Sumbang Rp 1 M untuk Masjid Lewat Nurdin

Sidang Suap Nurdin Abdullah

Lagi, Saksi Kontraktor Ungkap Sumbang Rp 1 M untuk Masjid Lewat Nurdin

Hermawan Mappiwali - detikNews
Kamis, 05 Agu 2021 12:53 WIB
Saksi kontraktor Haeruddin saat mengakui sumbang Rp 1 M untuk masjid lewat Nurdin Abdullah. (Hermawan/detikcom)
Saksi kontraktor Haeruddin saat mengakui sumbang Rp 1 M untuk masjid lewat Nurdin Abdullah. (Hermawan/detikcom)
Makassar -

KPK kembali menghadirkan saksi dari kontraktor dalam sidang kasus suap terdakwa Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nonaktif Nurdin Abdullah. Lagi-lagi kontraktor yang dihadirkan mengungkap memberikan sumbangan masjid lewat Nurdin Abdullah. Kali ini jumlahnya Rp 1 miliar.

Hal ini diungkap kontraktor bernama Haeruddin dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Makassar, Kamis (5/8/2021). Awalnya, jaksa KPK Siswandono menanyakan kepada Haeruddin apakah dirinya pernah dihubungi oleh Nurdin Abdullah untuk meminta bantuan sesuatu.

"Apakah Saudara ada permintaan bantuan dari Nurdin?" tanya jaksa KPK Siswandono di persidangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjawab pertanyaan jaksa, Haeruddin bercerita bahwa Nurdin Abdullah pernah datang ke Kabupaten Soppeng pada awal 2021. Selanjutnya, ajudan Nurdin, Syamsul Bahri, menghubungi Haeruddin.

"Jadi beliau (Syamsul Bahri) hubungi saya saat kunjungan ke Soppeng, bilang Pak Gubernur minta ketemu. Tapi saya tidak sempat ketemu, (karena) saat itu saya di Makassar," jelas Haeruddin.

ADVERTISEMENT

Jaksa kemudian menanyakan mengapa ajudan Nurdin bisa menghubungi Haeruddin. Dari mana Syamsul Bahri memperoleh nomor telepon Haeruddin.

"Bagaimana bisa ditelepon, sebelumnya sudah tukaran nomor telepon?" tanya jaksa.

Di persidangan, Haeruddin bercerita awal mula berkenalan dengan Nurdin Abdullah. Seminggu sebelum ke Soppeng, Nurdin Abdullah disebut sempat ke Kabupaten Wajo dan saat itulah Haeruddin bertukar nomor telepon dengan Syamsul Bahri dan Syamsul memberikan nomor telepon Nurdin Abdullah kepada Haeruddin.

Kembali ke soal bantuan masjid, Haeruddin mengaku terus kepikiran sejak ditelepon Syamsul Bahri, yang menyebut Haeruddin dicari Nurdin Abdullah. Karena penasaran, Haeruddin pun memberanikan diri mengirim pesan WhatsApp kepada Nurdin Abdullah pada Februari 2021.

"Setelah itu kan saya penasaran, ada apa saya diminta menghadap sama Pak Nurdin. Awal Februari (2021) saya minta waktu ketemu Pak Nurdin," ungkap Haeruddin.

Haeruddin kemudian menjelaskan dia bertemu Nurdin Abdullah di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, pada awal Februari 2021. Saat itulah Nurdin menyampaikan permintaan sumbangan masjid.

"Setelah itu saya disampaikan, kalau ada masjid, bagaimana kalau dibantu untuk pembangunan. Kalau tidak salah masjid di Pucak (Kebun Raya Pucak, Maros)," ucap Haeruddin.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Atas permintaan itu, lanjut Haeruddin, dia mengaku siap memberikan bantuan masjid Rp 1 miliar.

"Setelah saya berdiri (mau pulang dari rumah jabatan) saya ditanya (sama Nurdin Abdullah) berapa, saya jawab bisalah Rp 1 miliar," ujar Haeruddin.

Haeruddin mengaku tidak langsung memberikan sumbangan Rp 1 miliar itu. Dia menyebut sumbangan itu dijemput Syamsul Bahri di rumah Haeruddin beberapa hari kemudian.

"Beliau bilang kalau dibutuhkan itu dana, ada orang (Syamsul Bahri) saya utus. Kira-kira 10 hari Syamsul Bahri datang ke rumah," ucap Haeruddin.

Uang Rp 1 Miliar Dikemas ke dalam Kardus Disetor Pribadi ke Nurdin Abdullah

Masih dalam persidangan, jaksa KPK Andri Lesmana menanyakan kepada Haeruddin mengapa uang itu tak diberikan lewat yayasan.

"Kenapa nggak minta nomor rekening yayasan?" kata jaksa Andri.

Haeruddin pun mengaku sebenarnya memang berharap pihak yayasan masjid yang datang menerima uang Rp 1 miliar tersebut. Namun karena yang datang ajudan Nurdin Abdullah, Haeruddin mengaku tetap ikhlas.

"Harapan kami memang begitu, Pak, cuma yang datang ajudan orang kepercayaan, kami berikan," kata Haeruddin.

"Uang itu kami kemas di ke dus, pecahan Rp 100 ribu," sebut Haeruddin.

Tak Ada Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dari Nurdin Abdullah soal Sumbangan Masjid

Sementara itu, jaksa KPK lainnya, Yoyo Fiter, menanyakan apakah Nurdin Abdullah pernah menyampaikan rancangan anggaran biaya (RAB) masjid di kawasan Kebun Raya Pucak.

"Saudara tidak pernah disampaikan RAB?" tanya Yoyo.

Menjawab hal tersebut, Haeruddin tegas mengatakan tidak pernah ditunjukkan soal RAB masjid yang akan dibangun. Namun dia menyebut Nurdin Abdullah mengatakan bangunan masjid di Pucak memang butuh biaya besar.

"Beliau hanya menyampaikan ini pembangunan besar," ungkap Haeruddin.

Selanjutnya, jaksa juga menanyakan apakah Nurdin Abdullah pernah menunjukkan laporan pertanggungjawaban bangunan masjid.

"Saudara pernah diberi tahu pertanggungjawaban pembangunan masjid?" tanya jaksa.

Terhadap pertanyaan ini, Haeruddin tegas menyebut Nurdin tidak pernah menunjukkan laporan pertanggungjawaban sama sekali. "Tidak," tegas Haeruddin.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads