6 Dari 10 Warga Aceh Yakin GAM Tetap Inginkan Merdeka
Selasa, 28 Mar 2006 14:42 WIB
Jakarta - Meski telah damai, ternyata banyak warga Aceh yang tidak percaya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) akan berhenti memperjuangkan kemerdekaan agar lepas dari Indonesia.Demikian hasil penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang disampaikan peneliti senior LSI Anis Baswedan dalam jumpa pers, di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (28/3/2006).LSI melakukan penelitian pada 8-18 Maret terhadap 1.015 responden yang dilaksanakan di seluruh daerah di Aceh. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perkembangan Aceh 6 bulan pasca MoU Helsinki.Hasil penelitian diketahui, 7 dari 10 masyarakat Aceh mengatakan ada kemajuan perdamaian antara GAM dengan pemerintah pasca MoU. Namun 6 dari 10 masyarakat Aceh masih yakin GAM akan tetap memperjuangkan kemerdekaannya."Meski mereka merasakan perdamaian, namun tak semuanya yakin GAM tidak lagi ingin merdeka," kata Anis.Ketidakpercayaan kepada GAM tampak makin jelas ketika dilakukan analisa berdasarkan wilayah. Di wilayah bekas GAM, tercatat hanya 4 dari 10 orang Aceh di wilayah itu yang menyatakan yakin perjuangan GAM untuk memisahkan diri dari NKRI telah berakhir.Dalam survei tersebut juga ditemukan 85 persen warga Aceh menyatakan pemerintah telah berhasil mendamaikan GAM dengan warga Aceh lainnya. Sementara lebih dari 77 persen menilai baik kinerja pemerintah dalam menindaklanjuti MoU Helsinki. "Ini harus diapresiasi," tandas Anis.LSI juga menemukan masih adanya ketakutan di masyarakat untuk mengekspresikan aspirasi politik secara langsung. Hal tersebut disebabkan oleh pengalaman intimidasi, baik dari pemerintah RI maupun GAM selama ini."Hanya 53 persen yang merasa bebas mengartikulasi aspirasinya, banyak dari mereka yang masih ragu perdamaian akan menghasilkan kebebasan menyampaikan pendapat," terang peneliti LSI itu.Pandangan tentang kebebasan berpolitik terlihat sangat berbeda antara wilayah yang pernah jadi basis GAM dan yang bukan. Masyarakat di wilayah basis GAM masih dihantui rasa takut untuk ikut berorganisasi dan takut ada penangkapan semena-mena oleh aparat.
(iy/)