Data angka kematian akibat Corona yang tampak pada kelompok usia muda kian mengerikan. Ada kenaikan sampai 400% lebih.
Tren kenaikan angka kematian ini terungkap bahwa selama Juli. Kenaikan angka kematian terjadi pada kelompok usia di bawah 60 tahun.
"Saya kasih tanda seru di sana kenapa? untuk usia 60 tahun kenaikannya hanya 267%. Tapi untuk usia 46-59 kenaikannya 437%. 31-45 naiknya 435%," kata Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan, Dewi Aisyah dalam diskusi yang disiarkan BNPB, Rabu (4/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewi menjelaskan bahwa tadinya yang dikategorikan sebagai kelompok rentan ialah mereka yang berusia 60 tahun ke atas. Kini, justru kelompok usia di bawah 60 tahun yang banyak meninggal akibat Corona pada Juli.
"Jadi kita justru melihat ada kenaikan di dua kelompok umur yang sebelumnya kelompok rentan ini kita kategorikan 60 tahun ke atas. Tapi di bulan Juli kita temukan banyak kematian kita pantau pada usia yang lebih muda di bawah 60 tahun," ujarnya.
Dia mewanti-wanti agar masyarakat berhati-hati. Sebab, dua kelompok usia di bawah 60 tahun tersebut menunjukkan peningkatan angka kematian yang sangat signifikan.
"Jadi tetep, ini harus hati-hati sekali, siapa pun juga masyarakat Indonesia pada kelompok umur ini terjadi peningkatan kematian yang sangat signifikan," ungkapnya.
Daerah Penyumbang Angka Kematian Tertinggi
Dewi juga mengungkap sejumlah provinsi yang menjadi penyumbang angka kematian tertinggi selama Juli. DKI Jakarta hingga Jawa Timur masuk daftar ini.
"Di bulan Juli, provinsi penyumbang angka kematian tertinggi dari Jawa Tengah, diikuti Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta. Jadi kalau kita lihat lima provinsi di pulau Jawa memang menyumbangkan angka kematian tertinggi di bulan Juli," tuturnya.
Simak video 'Testing Covid-19 Alami Penurunan Sepekan Terakhir':
Selanjutnya, Dewi memaparkan data kabupaten/kota yang menjadi penyumbang angka kematian tertinggi di bulan Juli. Dari beberapa kabupaten/kota tersebut, ada yang konsisten masuk 20 besar penyumbang angka kematian tertinggi bulanan. Adapun keenam kabupaten/kota tersebut adalah Jakarta Selatan, Sleman, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Wonogiri.
"Ternyata ada beberapa kabupaten/kota yang konsisten masuk 20 besar, yaitu Jakarta selatan, Sleman, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Wonogiri," ujarnya.
Selanjutnya, 6 kabupaten/kota ini akan menjadi sasaran intervensi. Sasaran intervensi dilakukan untuk mencari tahu mengapa kasus kematian akibat Corona tinggi di wilayah tersebut.
"Artinya, apa kita harus lebih melihat kabupaten/kota tersebut untuk dijadikan sasaran intervensi," lanjutnya.
Penyebab Angka Kematian Tinggi
Cakupan vaksinasi dan isolasi mandiri yang tak terkontrol, kata Satgas, menjadi faktor angka kematian itu tinggi.
"Jadi di luar negeri itu kenapa mungkin sama-sama jumlah kasus meningkat, kenapa angka kematian di Indonesia lebih tinggi? Beberapa faktor di antaranya tadi sudah disampaikan, isolasi mandiri perlu dipantau, tidak bisa hanya isolasi mandiri sendiri saja," ujarnya.
Dalam melakukan isolasi mandiri ini, Dewi menekankan bahwa masyarakat harus diedukasi. Jadi mereka akan memahami kapan waktu untuk menjalani pemeriksaan ke rumah sakit.
"Masyarakat lebih banyak diedukasi, media juga berperan dalam mengedukasi masyarakat biar paham kapan harus ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan," jelasnya.
Faktor kedua yang menjadi penyebab angka kematian akibat Corona di RI, kata Dewi, adalah cakupan vaksinasi. Dia menyebut vaksinasi di negara lain sangat tinggi, berbeda dengan Indonesia yang saat ini masih digencarkan.
"Yang kedua adalah cakupan vaksinasi. Di beberapa negara cakupan vaksinasinya sudah sangat tinggi sekali yang mengakibatkan ketika mereka terinfeksi COVID-19 cenderung memiliki gejala yang ringan bahkan tidak bergejala sama sekali. Nah di kita, kita masih mengejar vaksinasi tadi, harapannya adalah ketika terjadi infeksi, karena memang sampai saat ini tidak ada vaksin yang mencegah 100 persen orang tidak akan terinfeksi COVID-19, itu nggak ada vaksin manapun tidak ada. Jadi saat ini yang harus dilakukan adalah tetap protokol 3M," kata dia.