Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumatera Barat (Sumbar), Hidayat, menyalahkan Gubernur Sumbar, Mahyeldi, soal masalah anggaran laboratorium tes PCR FK Unand. Mahyeldi pun buka suara.
"Tidak ada satu pun niat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat atau pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Barat untuk tidak serius dengan hal ini karena memang tidak semuanya yang diberitakan. Yang penting kita bekerja," kata Mahyeldi di gedung DPRD Sumatera Barat, Selasa (3/8/2021).
Mahyeldi menjawab pertanyaan sejumlah anggota Dewan dalam rapat paripurna. Menurut Mahyeldi, pihaknya tidak ingin mengomentari info-info viral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami di Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tidak akan mengomentari berita-berita viral, karena pekerjaan kami bukan mengomentari, melainkan menjawab dengan kerja dan melakukan dukungan anggaran atas apa yang dilakukan. Kalau memviralkan berita semacam itu, bukan kami yang memviralkan. Silakan saja," katanya.
Dia kemudian menyatakan dirinya bukan malaikat. Mahyeldi mengatakan dirinya juga punya kekurangan.
"Saya gubernur, bukan malaikat. Saya hanyalah manusia biasa, pasti ada kekurangan-kekurangan," ujarnya
Mahyeldi kemudian menjelaskan langkah yang diambil Pemprov Sumbar terkait masalah anggaran laboratorium FK Unand. Dia mengaku telah bertemu dengan Rektor Unand untuk membicarakan masalah laboratorium tersebut.
"Kami sudah bertemu dengan Rektor Universitas Andalas dan sudah jelaskan segala sesuatunya. Mudah-mudahan apa yang terjadi bisa segera diselesaikan," katanya.
"Sudah dibahas Tim Anggaran karena judulnya bantuan. Pengalaman pada tahun 2020, baru direalisasikan pada 2021 awal. Permintaan 2021, baru masuk pada 4 Juli lalu," sambung Mahyeldi.
Dia mengaku tak mempermasalahkan donasi dari relawan untuk membantu kegiatan operasional laboratorium. Mahyeldi kemudian menyebut bantuan dari Pemprov Sumbar akan diberikan sesuai aturan.
"Kalau meminta donasi silakan saja, karena selama ini kita juga banyak yang meminta donasi. Tapi kalau dikaitkan dengan bantuan pemerintah daerah, saya pikir yang memintanya perlu belajar dulu soal aturan yang mengikat tentang bantuan itu. Bantuan itu ada mekanismenya, kecuali uang pribadi yang diberikan," katanya.
Sebelumnya, Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi FK Unand meminta donasi guna menopang aktivitas pemeriksaan tes usap PCR. Langkah tersebut dilakukan karena dukungan anggaran dari Pemprov Sumbar yang tidak cair.
Laboratorium yang dipimpin dokter Andani Eka Putra ini merupakan lembaga terpenting selama ini dalam penanganan COVID-19 di Sumbar. Selain itu, aktivitas laboratorium menjadi rujukan pemeriksaan sampel selama ini yang dilakukan secara gratis.
Permintaan donasi itu dituliskan dalam secarik kertas yang ditempelkan di salah satu sudut laboratorium yang berada di kawasan Jati, Kota Padang, itu. Lab Unand meminta donasi untuk biaya bahan habis pakai (consumables) pada setiap pengambilan uji swab yang dilakukan di sana.
"Sudah sejak tiga hari lalu kami jalankan," kata Andani kepada wartawan.
Dia menjelaskan, untuk biaya operasional, pihaknya membutuhkan sekitar Rp 36 miliar karena terdapat hingga 120 ribu sampel COVID-19 yang harus diuji setiap bulan. Dengan angka sebesar itu, pihaknya cukup kewalahan, sehingga membutuhkan donasi.
"Sebelumnya anggaran untuk laboratorium ini sudah dianggarkan, namun sejak 2021, sudah tidak ada. Logika berpikirnya, laboratorium ini sebelumnya sudah ada anggarannya, sekarang kenapa tidak dianggarkan?" ucapnya.
Simak juga 'RS di Sumbar Teriak Mulai Kehabisan Stok Oksigen':