Presiden Jokowi menargetkan herd immunity (kekebalan kelompok) COVID-19 terwujud di Jawa-Bali pada Agustus ini. Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Pandjaitan sempat menyatakan herd immunity bisa tercapai pada September. Kini, Luhut menyatakan herd immunity susah terwujud.
Hal ini disampaikan Luhut saat menjelaskan soal strategi pengendalian COVID-19 di Indonesia, disampaikan ke publik lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/8/2021).
Angka reproduksi virus Corona saat ini 1,2 hingga 1,5. Supaya COVID-19 terkendali, angka reproduksi haris diturunkan sampai 1,0. Cara mengendalikan angka reproduksi itu tidak bisa mengandalkan vaksinasi saja, melainkan juga harus dibarengi dengan 3M dan 3T yang gencar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa itu formulanya (pengendalian COVID-19)? Adalah coverage dari vaksinasi tinggi, 3M, dan 3T," kata Luhut.
3M adalah protokol kesehatan pencegahan COVID-19 berupa memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. 3T adalah strategi testing, tracing (pelacakan COVID-19), dan treatment (perawatan pasien COVID-19). Itu semua harus dilakukan di samping juga vaksinasi tentunya.
"Dan ini semua kami persiapkan untuk menahan endemik ini, karena herd immunity ini sulit dicapai karena efikasi pada setiap vaksin itu tidak ada yang 100%," kata Luhut.
Target angka reproduksi virus Corona di Indonesia pada September adalah 0,9. Caranya adalah 3M, 3T, dan vaksinasi mencapai 75% di seluruh Indonesia.
"Mengenai vaksinasi, kita bulan ini berharap bisa 60 sampai 70 juta kita akan vaksin Agustus. Kita berharap September juga demikian. Pembukaan aktivitas ekonomi akan tergantung vaksinasi serta implementasi 3T dan 3M," tutur Luhut.
Sebelumnya, Jokowi dan Luhut pernah bicara herd immunity: