Jembatan penyeberangan dari bambu di Jl Swadaya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, berkondisi reyot. Jembatan di atas kali itu kini sudah diperbaiki menjadi jembatan beton.
Jembatan ini merupakan jembatan yang menghubungkan Kampung Rawa Barat dengan Kampung Rawa Timur. Kondisi jembatan yang buruh membuat warga khawatir dan jadi perhatian anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth.
Disebutkan, beberapa kali terjadi warga terjatuh di jembatan tersebut. Jembatan ini disebut telah berumur 10 tahun
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada awal Juni 2021, Dinas Bina Marga DKI Jakarta memperbaiki jembatan tersebut. Jembatan bambu dirobohkan dan diganti menjadi jembatan beton.
![]() |
Jembatan itu disebut selesai pada akhir Juni 2021. Setelah jembatan beton terbangun di Kebon Jeruk, warga tak lagi khawatir saat menyeberang di atas kali.
Berikut ini perbandingan sebelum dan sesudah (before-after) jembatan bambu reyot jadi jembatan beton yang kokoh.
Kondisi Jembatan
Before
Jembatan bambu memiliki panjang sekitar 15 meter dan lebar 1,5 meter. Jembatan itu terbuat dari bambu dan diikat dengan menggunakan kawat besi. Balok kayu menjadi fondasi jembatan tersebut.
Saat dilewati, jembatan bergoyang atas-bawah. Jembatan sudah reyot. Orang yang berjalan di atas jembatan harus melangkah perlahan.
Bambu yang menjadi permukaan pijakan sudah tekelupas. Di bawah lantai bambu, tak ada lapisan lagi atau langsung menuju sungai yang keruh.
![]() |
After
Jembatan kini telah berubah menjadi beton dengan rangka penyangga dari besi. Jembatan dari beton itu tentu lebih kuat dari bambu.
Selain perbaikan material utama jembatan, jembatan itu memiliki pegangan dari besi. Pembatas itu menjadi pengaman masyarakat yang melintas.
Jembatan sudah tidak lagi reyot. Tidak terjadi goyangan saat ada orang yang melintas.
![]() |
Kekhawatiran Warga Sekitar
Before
Warga yang biasa menggunakan jembatan merasa takut dan khawatir saat melewati jembatan tersebut. Disebut, beberapa orang pernah terpeleset dan terjatuh di jembatan tersebut.
"Kalau lewat situ banyak ibu-ibu yang takut naik, karena goyang-goyang. Kadang ada anak-anak yang badung juga lewat situ goyang-goyang kan bahaya," kata salah satu warga sekitar jembatan Nondol (59) kepada detikcom saat diwawancarai, Selasa (8/6/2021).
Fauzi (60), warga lainnya, menuturkan hal serupa. Pasalnya anaknya juga pernah tercebur ke sungai saat melintasi jembatan.
"Ya fatal, anak saya juga pernah juga jatuh ke sungai. Walaupun sungainya ga dalam tapi tetap kita kan waswas gitu," tuturnya.
![]() |
After
Warga sekitar jembatan di Jl Swadaya, Kebon Jeruk, bersyukur jembatan reyot telah diubah menjadi beton. Mereka tak lagi khawatir akan celaka saat menyeberang.
"Lewat juga nggak perlu takut, kalau dulu kan kalau mau lewat kadang-kadang mikir dulu, ah mau mutar jauh, mau lewat sini (jembatan) takut gitu, jadi kan repot kan, kalau sekarang kan keker jadi tidak ragu-ragu lagi," kata salah seorang warga sekitar, Sri, saat ditemui detikcom di lokasi, Senin (2/8/2021).
![]() |
Warga lain bernama Suniato mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membangun jembatan beton ini. Menurutnya, jembatan beton ini membantu warga sekitar dan membuat warga tak khawatir lagi jatuh karena sudah tidak terbuat dari bambu.
"Memang di sini ramai ya, memang itu kan fasilitas umum, bukan kita pribadi gitu. Kalau di sini alhamdulillahnya kebantu karena adanya jembatan ini, kita ya terima kasih dari mana yang kita bantu, yang bantu kita warga sini ya kita ucapkan terima kasih, ngucapin terima kasih karena mungkin bukan saya pribadi ya mungkin masyarakat sini banyak yang biasanya jembatan bambu nih kadang kakinya ini lah yang intinya kalau orang Jawa apa sih keblowok, bahasa Indonesia-nya apa tuh, iya kan," jelas Suniato.