Penerapan 3T, disebut Pandu sebagai primadona dalam penanganan pandemi Corona. Dia menyebut 3T harus dilakukan secara luas serta didukung oleh protokol kesehatan 3M, dan vaksinasi.
Saran Obat ke Pasien Isoman
Pakar dari Universitas Indonesia itu juga mewanti-wanti agar pasien Corona yang melakukan isolasi mandiri (isoman) tidak diberikan obat sembarangan. Dia menilai obat yang dikonsumsi harus dikonsultasikan dengan tenaga medis secara langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiba-tiba isoman dikasih obat, buat apa. Nggak kasih obat juga sembuh kok. Obat itu harusnya bukan di masyarakat, dimana? Di rumah sakit. Yang bisa mengendalikan, memantau obat itu tepat itu atau tidak kan tenaga kesehatan. Setiap orang kan beda-beda, di rumah sakit di obat ini, terus kita monitor, loh kok kadar ureumnya meningkat, wah ini nggak cocok, ini ada gangguan di ginjal. Dan berikan obat ini, obat ini, itu bisa dipantau, kalau di masyarakat nggak dipantau," katanya.
Konsultasi pasien Corona, kata Pandu tidak cukup hanya dilakukan via telepon. Dia menilai pemberian obat harus diikuti dengan degan pemantauan respons dari tubuh pasien.
"Nggak boleh, walaupun konsultasi dokter, nggak boleh. Harus dipantau, itu kan telemedicine, kita nggak lihat orangnya, nggak ada hasil lab apakah bagaimana fungsi ginjalnya, apakah dia alergi atau tidak. Sebaiknya yang tidak bisa dirawat, dipantau jangan dikasih obat keras. Itu dikasih antivirus, antibiotik, saya aja takut minum antibiotik sembarangan," jelasnya.
(lir/jbr)