Pangkal Masalah Vaksinasi Corona Tak Merata di Daerah

Round-Up

Pangkal Masalah Vaksinasi Corona Tak Merata di Daerah

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 30 Jul 2021 23:06 WIB
Jumlah kasus COVID-19 di Negeri Paman Sam kembali melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu terjadi karena maraknya disinformasi dan hoaks soal vaksin.
Ilustrasi (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti vaksinasi COVID-19 yang tidak merata di seluruh daerah Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap pangkal masalah terjadinya ketimpangan vaksinasi itu.

Data ketimpangan vaksinasi COVID-19 itu terjadi antara Jawa-Bali dan daerah di luar Jawa-Bali. Berdasarkan catatan WHO, jumlah tenaga kesehatan belum divaksinasi Corona terbanyak ada di Papua.

"Hingga 26 Juli, provinsi dengan presentase terbesar tenaga kesehatan belum divaksinasi adalah Papua, Maluku, dan Sulawesi Tengah. Situasi ini masih sama dengan pekan lalu," tulis WHO dalam Situation Report-65 yang dirilis oleh WHO pada Kamis (29/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WHO menyebut masih ada sederet provinsi yang banyak tenaga kesehatannya belum mendapat vaksinasi selain 3 provinsi di atas. Provinsi itu adalah, Gorontalo, Maluku Utara, Aceh, Bengkulu, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, Jambi, Papua Barat, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.

Sementara itu, catatan WHO pada tanggal yang sama, Bali adalah provinsi dengan jumlah vaksinasi dosis pertama tertinggi untuk semua target vaksin (tenaga kesehatan, lansia, pekerja publik, warga di atas usia 12 tahun).

ADVERTISEMENT

Setelah Bali, menyusul DKI Jakarta, Kepulauan Riau, DIY, dan Sulawesi Utara. Sementara itu, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah vaksinasi COVID-19 dosis kedua tertinggi.

Selain itu, DKI Jakarta juga menjadi provinsi dengan jumlah warga Lansia yang sudah divaksinasi tertinggi, peringkat kedua adalah Bali, diikuti DIY, dan Kepulauan Riau. WHO mencatat provinsi yang cakupan vaksinasi untuk lansianya rendah adalah Aceh, Maluku Utara, dan Sumatera Barat.

DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah warga 12-17 tahun yang sudah divaksinasi. Provinsi berikutnya adalah Bali, Kepulauan Riau, dan DIY.

Kemenkes ungkap kendala dari adanya ketimpangan vaksinasi, simak di halaman berikut

Kemenkes Ungkap Kendalanya

Merespons data WHO itu, Kemenkes menjelaskan sejumlah kendala yang memicu ketimpangan vaksinasi COVID-19 ini. Juru bicara Kemenkes bidang vaksinasi dr Siti Nadia Tarmizi mengungkap salah satu kendalanya adalah masyarakat yang menolak divaksinasi.

"Kita tahu ada 10 persen masyarakat yang menolak divaksinasi," kata Siti kepada wartawan, Jumat (30/7).

Kendala lain, kata Siti Nadia adalah stok vaksin Corona yang ada saat ini belum mencukupi untuk seluruh sasaran kebutuhan. Dia menyebut vaksinasi di Indonesia saat ini baru bisa mencapai 30 persen saja.

"Vaksin yang kita terima tentunya belum mencukupi untuk memberikan vaksin kepada seluruh sasaran dari kebutuhan 426 juta dosis. Yang sudah tiba baru 150 juta dosis, sehingga baru bisa 30 persen dari sasaran yang tersedia dengan stok yang ada saat ini," ujarnya.

Siti Nadia mengatakan kedatangan vaksin dilakukan secara bertahap. Oleh karena itu, proses vaksinasi dilakukan sesuai ketersediaan vaksin Corona yang ada.

"Tentunya, karena vaksin datang secara bertahap sampai Desember 2021, proses vaksinasi dilakukan sesuai ketersediaan vaksin yang datangnya juga bertahap," lanjutnya.

Halaman 2 dari 2
(lir/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads