Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto mengungkap kendala tracing digital COVID-19. Hadi mengatakan ada warga yang tak mau angkat panggilan telepon untuk tracing dan tak mau memberi keterangan yang sebenar-benarnya.
"Kendalanya yang terkonfirmasi tersebut mau beri keterangan atau tidak. Ada yang mau dan ada yang tidak," kata Hadi kepada detikcom, Rabu (28/7/2021).
"Masih ada karena tidak mau angkat telepon dan tidak mau beri keterangan," sambung dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menelusuri kasus COVID-19. Pertama dengan cara digital yang dilaksanakan oleh tracer digital, dan kedua adalah tracer lapangan.
"Bila tracer digital menemui kendala maka dilakukan tracer lapangan untuk mewawancarai langsung masyarakat yang menjalin kontak erat dengan pasien COVID-19," tutur Hadi.
Hadi menerangkan, dirinya mengecek sosialisasi tracer digital di Puskesmas Brebah dan Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Hadi hendak memastikan kegiatan tracing pasien COVID-19 dan aplikasi Silacak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berjalan.
"Saya sedang mengecek sosialisasi tracer digital di Puskesmas Brebah dan Maguwoharjo, Yogyakarta. Saya memastikan pelaksanaan tracer kontak erat aplikasi Silacak Kemenkes sudah berjalan," jelas Hadi.
Hadi menuturkan dirinya mengarahkan babinsa dan bhabinkamtibmas untuk tetap menggencarkan tracing meski menemukan kendala di lapangan. Dia juga meminta aparat memahami betul prosedur tracing digital.
Lihat Video: Pemerintah Upgrade PeduliLindungi Optimalkan Tracing Covid-19