TNI AU Harus Transparan Proses Hukum Prajurit Injak Kepala Warga Papua

Round-Up

TNI AU Harus Transparan Proses Hukum Prajurit Injak Kepala Warga Papua

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 28 Jul 2021 21:45 WIB
Kompleks Parlemen Senayan diusulkan menjadi Rumah Sakit Darurat COVID-19. Hal itu pun memicu pro dan kontra di kalangan internal Parlemen.
Gedung DPR (Foto: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta -

Kasus anggota TNI AU yang menginjak kepala warga di Papua berbuntut panjang. Desakan agar TNI AU transparan dalam proses hukum prajurit penginjak kepala warga mengemuka dari Senayan.

Aksi anggota TNI AU ini terungkap dari video viral berdurasi 1 menit 21 detik. Dalam rekaman tersebut, seorang pria diamankan anggota TNI AU di Merauke, Papua, dan ada peristiwa menginjak kepala pria yang diamankan.

Mulanya, pria berkaus hitam dan celana pendek motif loreng marah. Pria itu sampai membuka kausnya. Lalu ada pria bertopi berdiri di depan warga yang marah itu dan mencoba menahan agar tidak ada kekacauan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama kemudian, datang dua personel TNI AU ke lokasi tersebut. Mereka langsung menanyakan penyebab keributan kepada pria yang telah membuka kausnya. Pria yang marah-marah itu lalu dibawa menjauh dari lokasi keributan ke trotoar di tepi jalan sebelum dibuat tengkurap di atas trotoar.

Salah satu personel TNI menindih bagian punggung dan memegang tangan pria tersebut. Sedangkan satu personel TNI lainnya terlihat menginjak kepala pria yang marah itu.

ADVERTISEMENT

"Situasi di sana sangat sensitif, sehingga jangan ada hal-hal yang rentan memicu keresahan masyarakat, sebaliknya perlu upaya taktis dan terukur dalam menghadapi tindakan-tindakan menjurus ke anarkis atau kriminal di sana. Dan Panglima juga selalu menyampaikan harus melakukan pendekatan humanis," kata anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi mengomentari peristiwa anggota TNI AU injak kepala warga tersebut.

Bobby meminta prajurit tersebut dihukum sesuai dengan tingkat kesalahan. Selain itu, Bobby berharap TNI transparan dalam menyampaikan hukuman terhadap anggota yang menginjak kepala warga Papua.

"Puspen harus harus menyampaikan ke publik agar ada rasa keadilan," katanya.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon meminta dua oknum anggota POM AU yang mengamankan dan menginjak warga di Papua dipecat dan dihukum. Dia mendesak TNI AU mengambil langkah agar masalah yang terjadi tidak semakin besar menjadi skala nasional hingga internasional.

"Saran saya, dua oknum anggota PM itu dipecat dan dihukum. Jangan sampai masalah ini menggelinding cepat jadi bola salju nasional-internasional," kata Fadli Zon saat dihubungi.

Simak selengkapnya di halaman berikut

Sejauh ini, kasus penginjakan kepala warga oleh oknum prajurit TNI AU tersebut naik ke tingkat penyidikan. Dua oknum anggota TNI AU ditetapkan sebagai tersangka.

"Serda A dan Prada V telah ditetapkan sebagai tersangka Tindak kekerasan oleh penyidik, saat ini kedua tersangka menjalani penahan sementara selama 20 hari, untuk kepentingan proses penyidikan selanjutnya," ujar Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah dalam keterangannya, Rabu (28/7).

Kasus tersebut ditangani Satpom Lanud Dma Johanes Abraham Dimara di Merauke. Dia berharap semua pihak menunggu proses hukum yang sedang berjalan sesuai aturan hukum yang berlaku di lingkungan TNI.

"Saat ini masih proses penyidikan terhadap kedua tersangka, tim penyidik akan menyelesaikan BAP dan nantinya akan dilimpahkan ke Oditur Militer untuk proses hukum selanjutnya," ungkap Marsma Indan.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memutuskan akan mengganti Komandan Lanud Johanes Abraham Dimara (Lanud Dma) dan Komandan Satuan Polisi Militer Lanud Dma.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Soal Oknum TNI AU Injak Kepala Warga yang Berujung Pernyataan Maaf"
[Gambas:Video 20detik]
(gbr/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads