Menelusuri Jejak Pengusaha Tajir Akidi Tio: Lahir di Aceh-Merantau ke Sumsel

ADVERTISEMENT

Menelusuri Jejak Pengusaha Tajir Akidi Tio: Lahir di Aceh-Merantau ke Sumsel

Agus Setyadi - detikNews
Rabu, 28 Jul 2021 12:19 WIB
Banda Aceh -

Keluarga pengusaha Akidi Tio menyumbangkan dana Rp 2 triliun untuk penanganan COVID-19 di Sumatera Selatan (Sumsel). Akidi Tio sendiri merupakan pengusaha kelahiran Aceh.

Ketua Yayasan Hakka Aceh, Kho Khie Siong, menceritakan jejak Akidi Tio. Pria yang akrab disapa Aky ini mengaku meminta seorang rekannya untuk mencari jejak Akidi.

Berdasarkan data yang diperolehnya, Akidi Tio diketahui lahir dan besar di Langsa, Aceh. Namun dia belum mendapat data detail soal tahun kelahiran Akidi Tio.

Akidi Tio muda tinggal di Jalan Iskandar Muda, Langsa. Pada 1976, Akidi Tio dan keluarganya pindah ke Palembang dan Jakarta.

"Saat ini keluarga Akidi sudah tidak ada lagi di Langsa," kata Aky mengutip hasil penelusuran rekannya, Rabu (28/7/2021).

Dalam penelusurannya juga diketahui bahwa salah satu anak Akidi Tio yang bernama Ahok merupakan pemilik pabrik limun di Jalan Gang Nasional, Desa Blang Seunibong, Langsa. Namun pabrik itu sudah tutup.

Ahok disebut telah meninggal dunia sekitar 5 tahun lalu. Anak-anaknya kemudian memilih merantau ke Pulau Jawa, Sumatera Utara, dan Palembang.

"Keluarga besar almarhum Akidi Tio saat ini sebagai pengusaha batu bara di Sumsel," ujarnya.

Akidi sendiri telah wafat pada 2009. Sumbangan Rp 2 triliun itu merupakan wasiat yang kemudian dilaksanakan enam anaknya.

Sebelumnya, keluarga pengusaha tajir Akidi Tio menyumbangkan dana Rp 2 triliun untuk penanganan COVID-19 di Sumsel. Dana itu merupakan sumbangan dari enam anak Akidi Tio.

"Keluarga ini sebagian hidupnya ada di Palembang. Jadi Rp 2 triliun itu patungan adik beradik," ujar dokter keluarga Akidi Tio, Hardi Dermawan, kepada wartawan, Selasa (27/7).

Sebagai dokter keluarga, Hardi mengaku mengenal dekat mendiang Akidi Tio sejak 1973. Dia mengatakan Akidi Tio merupakan sosok yang suka berbagi sejak dulu.

"Saya kenal sudah sejak '73 (tahun 1973). Anaknya ada tujuh orang dan yang sulung sudah meninggal, makanya enam orang yang patungan itu anak-anak dia semua," katanya.

Hardi juga menjelaskan usaha yang dijalankan anak-anak Akidi Tio. Dia mengatakan keluarga Akidi Tio melihat banyak rekan mereka meninggal tak tertolong karena fasilitas terbatas dan penuh. Dari keprihatinan itulah akhirnya pihak keluarga memberi bantuan.

"Pengusaha bangunan, traso. Ada usaha perkebunan juga, tapi itu urusan keluarga. Ini hanya kedekatan saya sama keluarga pasien," ujar Hardi.

Bantuan itu diserahkan secara simbolis kepada Kapolda Sumsel Irjen Eko. Penyerahan bantuan itu dilakukan karena keluarga sudah mengenal dekat Irjen Eko.

"Untuk mengingat akan sejarah. Saya kenal almarhum Akidi ini dari anaknya Ahok, yang jualan limun di Aceh Timur," ucap Eko.

Eko mengaku mengenal keluarga Akidi Tio saat dia bertugas di Aceh Timur. Saat itu Eko menjabat Kasat Reskrim Polres Aceh Timur.

"Kebetulan saya Kasat Serse (Kasat Reskrim) di sana. Kemudian saya pindah tugas di Palembang," katanya.

(agse/haf)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT